"Masuk sini, Mas."
"Iya, Bu. Terima kasih. Di sini saja, ngisis (mendinginkan badan)."
"Bagaimana kabarnya Ibu di rumah? Sehat?
"Ya, begitulah..."
"Ibumu itu sakitnya karena kebanyakan mikir. Apa-apa dipikirkan. Jadinya ya sakit terus begitu. Kayak nenek ini, lho. Pasrah. Sehat. Kalau waktunya dipanggil Tuhan, ya, siap.
Aku sudah paham wataknya ibumu.
Wis, salam saja biar sehat. Suruh main-main ke sini biar nggak stress di rumah terus..."