Tak ada yang menyangkal Bogor adalah pusat penelitian pertanian dan kehutanan Indonesia sejak zaman Belanda. Mungkin karena hawanya yang saat itu sejuk, penduduknya yang saat itu sedikit, lalu lintas yang saat itu masih lengang, kota yang nyaman di kaki gunung Salak, tentu saja belum terbayang pada tahun 2000-an akan berubah menjadi kota sejuta angkot. Banyak tempat dan gedung bersejarah di bidang pertanian, kehewanan, perikanan dan kehutanan peninggalan Belanda di kota Bogor. Di Cimanggu terdapat lembaga-lembaga penelitian pertanian dan tempat tersebut dulu disebut
landbouw. Lembaga penelitian kehutanan terletak di Gunung Batu, pada zaman Belanda sampai tahun 1960-an masih sering disebut
bosbouw. Sekolah pertanian dan kehutanan cikal bakal IPB sekarang bermula dari
Landbouw Hoge School dan
Bosbouw Hoge School. Pada tahun 1945 - 1960 hal-hal yang berbau Belanda diganyang, perusahaan Belanda dinasionalisasi, Belanda bule harus disikat -salah satu bait lagu perjuangan merebut Irian Barat-. Bahasa Belanda dalam waktu tak sampai dua puluh tahun 'hilang' dari bumi Indonesia karena generasi muda Indonesia tidak diajar bahasa Belanda di sekolah seperti generasi sebelum 1945.
L'histoire se repete kata orang Prancis, masa-masa membenci Belanda sudah lama hilang, menyebut nama Belanda tak ada lagi permusuhan, malahan dalam pertandingan piala dunia sepakbola atau piala Eropa, bila Belanda turut serta, boleh dikata rata-rata orang Indonesia menjagokan kesebelasan Belanda. Alasannya entah karena permainan Belanda memang cantik atau karena alasan sejarah. Bogor dengan peninggalan sejarah di bidang pertanian dan kehutanan tak salah bila mulai menggali keunikan tempat-tempat dan gedung-gedung peninggalan Belanda, mumpung beberapa masih berdiri tegak. Misalnya dua gedung di Jalan Ir. H. Juanda, nama jadulnya masih terbaca jelas, setelah dihidupkan kembali mungkin oleh lembaga pemilik gedung atau oleh pemerintah kota atau kerjasama keduanya.
Laboratorium Voor Agrogeologie En Grond Onderzoek dan
Hoofdkantoor Van Het Boswezen te Buitenzorg itulah nama gedung milik Balai Penelitian Tanah, Kementerian Pertanian dan Direktorat Jenderal PHPA, Kementerian Kehutanan.
KEMBALI KE ARTIKEL