Piala Dunia 1974 di Jerman Barat
Saat itu Jerman masih terbagi dua atas Jerman Barat yang berhaluan demokrasi kapitalis dan Jerman Timur yang komunis. Kebetulan pula pada kejuaraan sepakbola dunia 1974 kedua negara lolos sebagai peserta kejuaraan dunia, Jerman Barat sebagai tuan rumah lolos otomatis, sedangkan Jerman Timur lolos melalui babak kualifikasi.
Pada babak penyisihan kedua kesebelasan Jerman tergabung dalam Group A, dimana Jerman Timur keluar sebagai juara group dan Jerman Barat runner up group, skor pertandingan 1 - 0 dan keduanya lolos ke babak kedua. Pada babak penyisihan Jerman Barat menang dua kali atas Chili ( 1-0 ) dan Australia ( 3-0 ), sedangkan Jerman Timur menang atas Australia ( 2-0 ) dan seri melawan Chili ( 1-1 ).
Pada tahun 1974 untuk pertama kalinya sistem pertandingan dilakukan dua tahap sebelum final, tahap pertama diikuti 16 kesebelasan terbagi atas 4 group. Juara dan runner up group secara silang masuk group berbeda di babak kedua, yang terbagi dalam dua grup. Juara group di babak kedualah yang berhak melaju ke final, sedangkan runner up grup memperutkan juara ke 3. Detail pembagian group sejak babak penyisihan sampai dengan final dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
FIFA World Cup 1974 in West Germany
Group A
Group B
Group C
Group D
DDR (East Germany)
Jugoslavia
Holland
Poland
GER (West Germany)
Brazil
Sweden
Argentina
Chili
Scotland
Bulgary
Italy
Australia
Zaire
Uruguay
Haiti
Second Phase
3rd Place
Final
Group 1
Group 2
Holland
GER (West Germany)
Poland
GER (West Germany)
Brazil
Poland
vs
vs
DDR
Sweden
Brazil
Holland
Argentina
Jugoslavia
1 - 0(0 - 0)
2 - 1(2 - 1)
Seperti kita ketahui Jerman Barat keluar sebagai Juara Dunia Sepakbola 1974 setelah mengalahkan Belanda 2 - 1, walaupun Belanda sempat unggul lebih dulu melalui tendangan penalti Johan Neeskens, hanya sesaat setelah kick off, setelah Johan Cruyff dijegal di kotak penalti. Saat itu pertandingan baru berjalan satu - dua menit, bahkan pemain Jerman tampaknya belum sempat menyentuh bola sampai Johan Cruyff dijatuhkan Berti Vogts.
Pada perebutan juara ke 3 Polandia mengalahkan Brazil 1 - 0. Polandia saat itu tampil dengan kesebelasan yang agresif, ditunjang pemain-pemain bagus termasuk kiper tahan penalti Jan Tomaszewski dan penyerang haus gol Grzegorz Lato.
Piala Dunia 1978 di Argentina
Situasi Argentina ketika itu termasuk tidak kondusif akibat pemerintahan diktator Jenderal Jorge Videla yang sangat keras, ribuan rakyat Argentina terbunuh bahkan Omar Actis, president World Cup Organizing Committee terbunuh oleh gerilya lawannya Jenderal Videla.
Setelah Franz Beckenbauer kapten Jerman Barat mengundurkan diri dari pertandingan internasional sehingga absen di Argentina, dua bintang piala dunia 1974, Johan Cruijff dari Belanda dan Paul Breitner dari Jerman Barat menolak turut ambil bagian dalam Piala Dunia 1978 dengan alasan keamanan.
Untungnya masih banyak bintang sepakbola dari negara-negara kuat sepakbola tetap hadir di Piala Dunia 1978, sebut saja diantaranya Hans Krankl (Austria), Johan Neeskens (Belanda), Paolo Rossi (Italia), Teofilio Cubillas (Peru), Karl-Heinz Rummenige (Jerman Barat), Kenny Dalglish (Skotlandia) dan pemain-pemain tenar dari Argentina serta Brazil. Kapten Jerman Barat, Berti Vogts, bahkan berujar ia tak melihat tanda-tanda bahwa Argentina diperintah seorang diktator.
Pada Piala Dunia 1978, sistem pertandingan masih sama dengan piala dunia 1974. Setelah babak penyisihan 16 kesebelasan dalam empat group, dilanjutkan ke babak kedua yang terdiri atas dua group. Detail pembagian group dan klasemen sejak babak penyisihan hingga final dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
FIFA World Cup 1978 in Argentina
Group A
Group B
Group C
Group D
Italy
Poland
Austria
Peru
Argentina
West Germany
Brazil
Netherlands (Holland)
Hungary
Tunisia
Spain
Scotland
France
Mexico
Sweden
Iran
Second Phase
3rd Place
Final
Group 1
Group 2
Netherlands (Holland)
Argentina
Brazil
Argentina
Italy
Brazil
vs
vs
West Germany
Poland
Italy
Netherlands (Holland)
Austria
Peru
2 - 1 (0 - 1)
3- 1(1 - 1; 1-1)
Cerdiknya Jerman Barat dan Argentina
Seandainya saja pada Piala Dunia 1974 Jerman Barat tidak kalah (atau mengalah?) pada Jerman Timur dengan skor 0 - 1, tentu Jerman Barat sebagai juara group A akan bergabung dengan Belanda, Brazil dan Argentina di Group 1 babak kedua. Mungkin saat itu Jerman Barat lebih memilih masuk Group 2 bersama Jugoslavia, Polandia dan Swedia, agar lebih berpeluang menjadi juara group dan lolos ke final.
Bilamana Jerman Barat tidak kalah dari Jerman Timur, sehingga di babak kedua dia bertarung dengan Belanda, Brazil dan Argentina, kemungkinan menjadi juara grup lebih tipis karena Belanda di babak kedua terlihat dalam top performance. Semua lawannya di group 1 babak kedua dikalahkannya, sehingga mendapat 6 point dengan selisih gol 8 - 0. Benar bahwa Jerman Barat pun pada babak kedua mengalahkan semua lawannya, mendapat 6 point dengan selisih gol 7 - 2.
Melihat agresifitas Belanda dengan total football-nya, mungkin bila Belanda bertemu Jerman Barat di Group 1 babak kedua, skor imbang adalah yang paling pantas. Sejarah akan tercatat lain, kemungkinan final terjadi antara Belanda vs Polandia. Polandia saat itu juga muncul sebagai kesebelasan yang tangguh dengan kiper hebatnya Jan Tomaszewski dan top skorer Piala Dunia 1974 Grzegorz Lato dengan 7 gol sepanjang turnamen.
Bagaimana Piala Dunia 1978 ? Yang patut dicatat pada Piala Dunia 1978 adalah pada pertandingan terakhir group 2 antara Argentina vs Peru, kesebelasan tuan rumah hanya bisa menjadi juara group dan maju ke final, bilamana paling sedikit menang 4 - 0 atas Peru. Saat itu Argentina setelah dua pertandingan mengantongi 3 point dan selisih gol 2 - 0, seterunya Brazil telah melakukan 3 pertandingan dengan 5 point dan selisih gol 6 - 1.
Seandainya sistem pertandingan sudah seperti sekarang, mempertandingkan partai-partai terakhir secara bersamaan, mungkin Argentina lebih sulit mengatur hasil pertandingan melawan Peru.
Demikian pula bilamana saat itu Peru bermain wajar dan tidak 'mengalah' sampai 0 - 6, sejarah akan mencatat final Piala Dunia 1978 adalah Belanda vs Brazil. Soal kesebelasan Peru mengalah, harian Kompas edisi Rabu 15 Februari 2012, mengulas bahwa adanya kesepakatan politik mewarnai Piala Dunia 1978. Menurut mantan senator Peru Genaro Ledesma,Presiden Argentina Jorge Videla menjalin kesepakatan dengan penguasa Peru, Fransisco Bermudez. Peru sepakat memberi kemenangan besar pada Argentina agar lolos ke final, dengan imbalan Jenderal Videla mau menerima dan memenjarakan 13 pembangkang politik Peru.
Sebenarnya Argentina 1978 bukan kesebelasan lemah, ada bintang muda Mario Kempes, Ardilles dan kapten Daniel Passarela. Mereka masih unggul dibanding Peru, hanya mungkin skor tak jauh dari 2 atau 3 gol saja, tidak menjamin mengatasi selisih gol Brazil. Di final Argentina vs Belanda bermain draw 1 - 1 sampai 90 menit pertandingan berakhir, kemenangan Argentina 3 - 1 atas Belanda, diperoleh pada perpanjangan waktu 2x15 menit.
Juara Tanpa Mahkota
Apa mau dikata takdir memang sudah demikian, Belanda dengan tim terbaiknya pada 1974 masih kalah cerdik oleh Jerman dan dikalahkan oleh situasi kondisi pada 1978.
Penantian Belanda untuk merasakan juara dunia sepakbola makin panjang setelah kembali gagal di final Piala Dunia 2010 di Afrika Selatan, kali ini dikalahkan Spanyol setelah dalam perpanjangan waktu gol Iniesta merobek gawang Belanda.
Catatan:
Pada tahun 1974 dan 1978, point kemenangan dinilai 2 (bukan 3 seperti sekarang), sedangkan draw dinilai 1 (sama dengan sekarang).
Daftar Bacaan :
http://www.rsssf.com/tables/74full.html
http://www.planetworldcup.com/CUPS/1978/wc78index.html
http://www.planetworldcup.com/CUPS/1978/wc78story.html
http://en.wikipedia/Johan_Cruyff
Harian Kompas, edisi Rabu 15 Februari 2012
http://sport.onet.pl/pilka-nozna/jan-tomaszewski-grzegorz-lato-nas-kompromituje,1,4938669,wiadomosc.html