Ada juga nama institusi yang agak memaksa karena mengejar historis singkatan nama tersebut atau agar tetap enak didengar, misalnya tahun 1964 Institut Pertanian Bogor mendirikan Fakultas Teknologi dan Mekanisasi Pertanian, disingkat Fatemeta, sebuah singkatan yang sungguh enak didengar. Beberapa tahun kemudian nama Fakultas diubah menjadi Fakultas Mekanisasi dan Teknologi Hasil Pertanian, dengan alasan dalam memajukan pertanian modern, yang dilakukan adalah Mekanisasi Pertanian dahulu untuk meningkatkan produksi pertanian, baru kemudian hasil-hasil pertanian tersebut diolah dengan Teknologi Hasil Pertanian. Lalu apa singkatan baru Fakutas ke 6 di IPB tersebut ? Fameteta kah ? Tak enak didengar, kurang menjual, lalu ditetapkan singkatan tetap Fatemeta, sampai suatu ketika diubah menjadi Fateta atau Fakultas Teknologi Pertanian, agar seragam dengan fakultas sejenis di universitas lain.
Apakah kita bermain tenis atau minimal pernah nonton tenis di layar televisi ? Kemungkinan besar pernah mendengar nama organisasi tenis nasional kita, yaitu PELTI, yang didirikan sejak tahun 1935. Apa kepanjangan PELTI ? Persatuan Lawn Tennis Indonesia, karena asal mula permainan tenis lapangan itu di lapangan rumput, seperti masih dimainkan di Wimbledon.
Pak Nuim Hayat dari Radio Australia, pernah bertanya kepada pak Yonosewoyo, mantan Ketua Umum PELTI, kenapa singkatan Persatuan Tenis Indonesia tetap PELTI, padahal tenis juga di lapangan beton dan tanah liat. Pak Yonosewoyo kabarnya menjawab sebutan tetap PELTI, tidak lantas berubah menjadi Persatuan Tenis Indonesia dan disingkat PETI. Masa PETI, tak elok lah.
Kita ketahui bahwa nama resmi organisasi tenis Indonesia sekarang Persatuan Tenis Seluruh Indonesia, tetap disingkat PELTI, sebuah nama bersejarah dan enak didengar.