Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Pilihan

Puan Cawapres PDIP?

17 April 2014   15:17 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:34 365 3
Kemarin sore Metro TV menayangkan Puan Maharani, Ketua Bapilu PDIP, membacakan pernyataan bahwa PDIP akan mengajukan Capres dan Cawapres dari kalangan internal PDIP.  "Kami optimistis bahwa sebagai pemenang pileg pada 2014 masih bisa mengusung capres-cawapres. Harapan kami pasangan inilah yang nantinya dipilih rakyat," ujar Puan Maharani saat konferensi pers di kediaman Ibunya di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa, 15/4/2014 (Metrotvnews.com).

Capresnya Joko Widodo, cawapresnya siapa?

Dari internal PDIP yang cukup santer digunjingkan masyarakat yang akan menjadi Cawapres adalah Puan Maharani, Prananda, Pramono Anung atau Riamizard Riacudu (?).  Puan Maharani dan Prananda keduanya putra-putri Ketua Umum PDIP berarti cucu mantan Presiden Sukarno, trah Sukarno. Pramono Anung adalah tokoh PDIP yang pernah lama menjadi Sekretaris Jenderal PDIP dan saat ini masih menjabat Wakil Ketua DPR RI, mestinya ia politisi berkualitas tinggi.  Riamizard Riacudu adalah pensiunan Jenderal TNI, mantan KSAD  pada waktu Megawati menjadi Presiden RI dan mantan calon Panglima TNI yang diajukan Presiden Megawati pada masa demisioner dan akhirnya pencalonan dibatalkan Presiden SBY yang menggantikan Megawati pada tahun 2004. Masih tanda tanya apakah Riamizard anggota PDIP, yang jelas mantan KSAD ini dianggap dekat dengan Ketua Umum PDIP Megawati, karena pernah menjadi atasan Riamizard semasa Mega menjabat presiden RI.

Siapa diantara empat nama internal yang berpeluang menjadi cawapres PDIP? Riamizard Riacudu atau Puan Maharani? Mungkin inikah makna di balik pernyataan Joko Widodo bahwa sebagai Capres ia tak mau berkoalisi dengan partai lain dengan dasar bagi-bagi kursi. Banyak pihak tadinya menduga yang dimaksud adalah tidak mau membagi-bagi kursi menteri sebagai dasar koalisi, ternyata malahan pos wakil presidenpun tak mau dibagi pula ke pihak koalisinya.

Bila pernyataan Puan Maharani ini benar-benar dijalankan, kemungkinan besar PDIP akhirnya hanya berteman dengan Partai Nasional Demorat saja. Naif sekali bila PKB masih mau berkoalisi tanpa jaminan pembagian kekuasaan yang memadai, padahal PKB punya massa riil yang sangat besar, yaitu massa Nahdatul Ulama dan bila bergabung dengan Gerindra atau bahkan Demokrat berpeluang mendapat posisi lebih baik.

Bagaimana peluang Capres PDIP bila cawapresnya dari internal dan bernama Puan Maharani? Baik Jokowi maupun Puan sebenarnya orang-orang yang relatif baru dalam bidang pemerintahan negara. Joko Widodo memang pernah menjadi Walikota Solo sekitar tujuh tahun lalu menjadi Gubernur Jakarta selama satu setengah tahun dan lama menjadi eksportir mebel ke manca negara, apakah cukup pengetahuan ekonomi makronya, apakah memadai kemampuannya berdiplomasi dengan pihak internasional, kita tahu di sekitar Indonesia ada pemimpin-pemimpin negara tetangga yang secara personal menunjukkan aura kepemimpinan yang menonjol, seperti Najib Tun Razak (Malaysia), Lee Hsien Loong (Singapura) dan Tonny Abbot (Australia). Puan Maharani sendiri walaupun lama di DPR dan saat ini menjabat Ketua Fraksi PDIP, bila diibaratkan di dunia usaha, mirip anak seorang pemilik perusahaan besar yang seumur-umur bekerja di perusahaan keluarga saja, masih diragukan kemampuannya mengelola perekonomian Indonesia yang sangat kompleks dan masih diragukan kemampuannya berdiplomasi di dunia internasional.

Sebagai sebuah eksperimen tentu sangat menarik seandainya Joko Widodo dan Puan Maharani maju sebagai capres dan cawapres PDIP. Menariknya adalah masyarakat akan melihat dan sekaligus membuktikan apakah benar popularitas Joko Widodo di atas segalanya, dipasangkan dengan siapapun ia akan menang, mengabaikan bahwa PDIP dan Nasdem hanya akan menguasai sekitar 25% saja kursi di DPR, sekaligus juga mengabaikan logika rakyat pemilih yang sebagian pasti mempertimbangkan kapabilitas para capres dan cawapres, bukan hanya berdasarkan emosional semata.

PDIP tampaknya over-confidence dengan niatnya mengajukan capres dan cawapres dari kalangan internal mereka pada Pemilihan Presiden 9 Juli 2014.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun