Akhirnya saya menonton sebentar Lompat Jauh yang dimulai dengan atlet Thailand melompat sekitar 4,5 meter, kemudian atlet China Taipei melompat sejauh sekitar 5 meter, diikuti atlet China, Uzbekistan dan Tazikistan yang berpostur tubuh ideal, saya taksir tinggi mereka tak kurang dari 1,8 meter. Ketiga atlet jangkung ini lompatannya memang meyakinkan sejauh sekitar 6 meter lebih sedikit.
Selesai sudah tontonan yang lumayan menarik ini, tanpa tahu bahwa ada atlet Indonesia yang ikut bertarung di cabang Lompat Jauh. Baru sore atau malam hari saya mendapat kabar medali emas ketiga ternyata diperoleh oleh Maria Londa atlet Lompat Jauh, bukan dari ganda campuran Bulutangkis.
Siapa Maria Londa, sampai kemarin pagi saya dan mungkin kebanyakan orang Indonesia tidak tahu siapa Maria Londa, tak kenal belum tentu tidak berprestasi. Melihat postur tubuh atlet lompat jauh China, Uzbekistan dan Tazikistan, saya pikir merekalah yang akan meraih medali emas lompat jauh putri ... ternyata dan siapa yang menduga peraih medali emasnya Maria Londa, atlet putri Indonesia. Lompatan sejauh 6,55 meter ternyata hanya memecahkan rekor pribadi, masih jauh dari rekor Asian Games sejauh 6,91 meter. Not so bad, malahan excellent bagi Maria yang baru pertama kali ikut Asian Games.
Selamat untuk Maria Londa, selamat untuk Indonesia, saya akan browsing mencari tahu lebih jauh untuk mengenal atlet ini. Untuk Lilyana dan Tontowi Ahmad apa boleh buat persaingan di ganda campuran memang ketat, kali ini anda berdua mendapat medali perak, siapa tahu tahun 2016 masih berkesempatan meraih medali emas di Olimpiade.