Mohon tunggu...
KOMENTAR
Humaniora Pilihan

Tragedi 30 September 1965, Tragedi Indonesia

1 Oktober 2014   18:23 Diperbarui: 17 Juni 2015   22:47 244 3
Siapa Lebih Kejam?

Pada diskusi ngom-pol (ngomongin politik) Selasa siang kemarin melalui WA, seorang kawan karib yang tinggal di Surabaya melontarkan pertanyaan, "Siapa yang lebih kejam, PKI atau KMP?".

Weleh-weleh pertanyaan sangat sensitif, maklum nyerempet politik, maklum semua anggota grup WA semasa kecil pernah mengalami gegar politik yang sangat dahsyat sekitar 30 September-1 Oktober 1965, baik sebelum dan sesudahnya. Sebagai anak-anak belum akil balig tentu terlalu muda untuk mengerti politik, tapi sudah cukup usia untuk mampu mengingat apa yang dilihat di sekitar tempat tinggal masing-masing.

Apa jawaban atas pertanyaan "Siapa yang lebih kejam, PKI atau KMP?". Jawaban langsung terbelah dua bak cerminan situasi di masyarakat Indonesia saat ini menanggapi UU Pilkada yang baru disahkan DPR pada 26 September 2014.

Jawaban 'kelompok' 1:


  • PKI lebih kejam dari KMP, mereka melakukan pemberontakan berdarah, membunuh enam jenderal dan satu perwira pertama di Jakarta, membunuh dua perwira menengah di Yogyakarta. Inilah sembilan orang anggota TNI korban G30S/PKI yang sekarang namanya diabadikan sebagai nama jalan di pelbagai kota di Indonesia.
  • PKI lebih kejam karena ideologi mereka menurut yang dilihat saat itu menyebabkan anggota dan simpatisannya enggan shalat. Di Bogor bila ada mahasiswa shalat, sudah umum simpatisan komunis meledeknya "Mahasiswa kok shalat?". Apa jadinya bentuk masyarakat 30 tahun setelah 1965 bila PKI berjaya?
  • Jika PKI berjaya sampai sekarang, khawatir juga kejadian di Xinjiang China terjadi di Indonesia. Bayangkan Muslim di Xinjiang China pada bulan Ramadhan lalu dilarang berpuasa, ulama dan murid sekolah dilarang melakukan kegiatan keagamaan.
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun