Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Lakukan Kaizen - Continuous Small Improvement

4 Desember 2014   23:44 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:02 148 1
Rutinitas bukan hal jelek, namun bila tak hati-hati kita akan terjebak dengan rutinitas tersebut dan kualitas hasil kerja atau kualitas aktivitas begitu-begitu saja, apalagi bila rutinitas tersebut membuahkan kegagalan mencapai suatu target.

Beberapa kasus berikut merupakan buah dari kaizen, small  and continuous improvement, perbaikan kecil  terus menerus, yang harus di lakukan agar kesalahan tidak berulang.

Perjalanan Cimanggis - Bandara Sukarno Hatta

Satu hari pada bulan Desember 2011 saya sekeluarga terlambat check in 15 menit di konter Air Asia, kami tiba pukul 9.15 untuk penerbangan ke Bali, sedangkan limit waktu yang ditetapkan pukul 9. Akibatnya kami ditolak terbang dan harus beli tiket baru dengan memperhitungkan nilai tiket lama dipotong 50%, bila ingin tetap naik Air Asia penerbangan berikutnya.

Mengapa terlambat 15 menit? Setelah ditelusuri pagi itu kami berangkat naik taksi dari rumah di Cimanggis pukul 6 pagi, dengan harapan pukul 8.30 telah tiba di terminal 3.  Jalan keluar agar lain kali tidak terlambat tiba di Bandara, saya atau keluarga saya harus berangkat lebih pagi misalnya pukul 5 untuk limit check in pukul 9 pagi.

Tanggal 28 November 2014 saya terbang ke Yogyakarta bersama Kompasiana dan JNE, pesawat take off pukul 5.40, artinya sekitar pukul 4 pagi saya sudah harus tiba di bandara.  Apakah saya harus berangkat pukul 1 pagi? Mengingat perjalanan dini hari lebih lengang dibanding perjalanan pukul 5 pagi, saya putuskan berangkat dari rumah pukul 2.30 dan ternyata pukul 3.30 telah tiba di Terminal 3.

Baca Al Quran Tidak Lancar

Saya tidak buta huruf aksara Arab sama sekali, karena ketika usia SD pernah belajar dua tahun di madrasah seusai sekolah dasar negeri. Artinya pernah belajar membaca dan menulis huruf Arab. Ditambah lagi malam hari belajar mengaji di sebuah pengajian sampai tamat Juz Amma.

Sampai saya dewasa ternyata saya hanya mampu membaca Juz Amma atau surat-surat pendek Al Quran. Ketika membaca surat Al Baqoroh hanya lancar sampai beberapa ayat, selanjutnya merasa tidak mampu.

Hal ini lama dibiarkan sampai suatu saat saya punya tekad kenapa kualitas hidup relijius saya tidak meningkat, apakah karena ada hambatan kurang lancar membaca Al Quran?

Dengan niat kuat ingin lancar membaca Al Quran saya harus mengatasi kelemahan saya dengan cara belajar lagi, bila perlu mulai belajar mengeja huruf per huruf lagi. Saya ikut kursus kilat dua hari membaca Al Quran di sebuah surat kabar di sekitar Pejaten. Seorang guru agama lulusan IAIN menawarkan cara belajar membaca Al Quran kilat.

Ditunjang dengan sisa pengetahuan membaca saat usia SD, saya ikuti tutorial dari pak guru sampai akhirnya pada hari kedua ditest membaca Surat Muhammad. Ternyata saya bisa membaca surat Muhammad tanpa hambatan. Pak Guru bilang selanjutnya usahakan membaca surat-surat lain secara rutin.

Di rumah saya mulai membaca Al Quran dari Surat Al Fatihah, terus Al Baqoroh dan terus baca rutin setiap pagi dan malam, akhirnya khatam dalam waktu 3 bulan. Lama ya? Memang sangat lama bagi yang sudah biasa mengkhatamkan Al Quran. Namun buah belajar lagi itu ternyata mampu memecahkan hambatan psikologi bahwa saya tak lancar baca Al Quran.

Presentasi Dalam Bahasa Inggris di Hadapan Orang Asing

Pekerjaan saya ketika muda dulu berhubungan dengan orang asing, baik surat menyurat maupun bertemu muka langsung. Delapan tahun pertama tak ada masalah karena mitra kerja saya di Tokyo adalah orang Jepang yang bahasa Inggrisnya kurang lebih selevel he he he .....

Sampai suatu saat ada perubahan organisasi dari grup mitra perusahaan di luar negeri, mereka mengakuisisi perusahaan sejenis di Malaysia, Singapura, Australia, Selandia Baru dan Hongkong, yang semua staff-nya fasih bahasa Inggris beneran.  He he he belum-belum sudah minder sih.

Suatu hari tahun 1995 saya diundang rapat antar perusahaan se Asia Pasifik di Singapura. Membaca teks berbahasa Inggris tak problem bagi saya, komunikasi via fax atau e-mail dengan mereka juga selama ini lancar. Bagaimana kalau presentasi resmi dan tentu harus ada tanya jawab. Mampukah?

Terus terang gentar juga presentasi pertama kali di depan para native speakers, mereka mengerti tidak ya kalimat yang saya ucapkan, dan banyak kekhawatiran lainnya. Padahal TOEFL saya waktu itu skornya 450, lumayanlah kalau untuk ngobrol dengan sopir taksi di Singapura sih lancar he he he.

Bagaimana mengatasi kelemahan saya berbahasa Inggris? Modal saya adalah menguasai teknis  pekerjaan saya sebagai manajer inventory spare part. Bahasa Inggris juga tidak jelek-jelek amat, cuma tidak percaya diri. Akhirnya jalan keluar yang saya siapkan adalah :

Materi presentasi disiapkan secara tertulis selengkap-lengkapnya pada transparancy sheet (ditayangkan ke layar dengan over head projector). Bahkan saya memprediksi pertanyaan yang kemungkinan ditanyakan peserta rapat, jawabannya juga saya siapkan secara tertulis pada transparancy sheet. Ternyata teknik presentasi seperti ini manjur, saya lancar presentasi dan tanya jawab. Yang mengesankan pimpinan rapat seorang Inggris menyemangati "Presentasi saja, jangan takut salah berbahasa Inggris". Lalu dia tambahkan "Para peserta rapat dari negara-negara berbahasa Inggris agar bicara pelan karena tak semua peserta native speakers".

Ketika software powerpoint terbit dan telah saya kuasai penggunaannya, setiap presentasi di hadapan native speakers saya menggunakan teknik presentasi yang sama. Penggunaan power point makin memudahkan peserta rapat mengerti apa yang saya presentasikan.

Bila pernah melihat Presiden Jokowi melakukan presentasi di konferensi APEC, menayangkan materi presentasi di layar dengan powerpoint, teknik seperti itulah yang saya lakukan hampir 20 tahun silam untuk mengatasi kelemahan saya berbahasa Inggris.

Hambatan Harus Diatasi, Jangan Dibiarkan Menghambat Kecepatan Kita Bergerak

Hambatan kemacetan lalu lintas di Jakarta yang sangat mungkin menyebabkan kita terlambat check in di bandara, saat ini dapat diatasi dengan check in online. Akan tetapi agar tetap terangkut sebuah penerbangan, penumpang tentu harus hadir dan harus mengantisipasi kemungkinan terlambat tiba di Bandara dengan berangkat lebih awal.

Hambatan psikologis merasa tak mampu membaca Al Quran ternyata dapat dipecahkan dengan kursus kilat dua hari, dibimbing guru berpengalaman dan berhasil kembali mampu membaca Al Quran.

Bayangkan jika ketidakpercayaan diri berbahasa Inggris hanya dipikirkan saja, tidak diatasi dengan teknik presentasi yang tepat, bisa jadi sampai sekarang, sampai usia tua saya tak  mampu dan tak pernah melakukan presentasi dalam bahasa Inggris dihadapan penutur asli. Artinya mungkin karir saya pun akan terhambat gara-gara tidak ada keberanian melakukan presentasi dalam bahasa Inggris.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun