Berdasarkan info salah seorang karyawan yang bekerja di ujung Jalan MH Thamrin, atas alasan ekonomi para karyawan yang bekerja di sebuah hotel di ujung utara Jalan MH Thamrin tak mungkin meninggalkan sama sekali sepeda motornya, banyak cara mencapai tempat kerja sekalipun Jalan MH Thamrin tak boleh dilalui sepeda motor lagi:
- Cara pertama para pemotor ini mencari jalan alternatif , biasanya pulang kerja bisa melaju di Jalan MH Thamrin melaju ke selatan ke arah Semanggi, sekarang mencari jalan alternatif ke sekitar Jalan Sabang lalu ke selatan dan memilih apakah melalui Kramat Raya, Manggarai (Saharjo) atau Kuningan (Rasuna Said).
- Pada saat menuju tempat kerja, sepeda motor hanya dikendarai sampai sekitar Sarinah, lalu didorong tanpa menghidupkan mesin melalui trotoar di pinggir Jalan Thamrin, menuju gedung tempatnya bekerja. Hal yang sama dilakukan ketika pulang kerja, dorong sepeda motor menyusuri Jalan Thamrin menuju jalan biasa yang diperbolehkan untuk sepeda motor. baru sepeda motor dihidupkan mesinnya.
- Cara kedua karyawan menggunakan kereta api komuter dikombinasi dengan sepeda motor. Dari tempat tinggalnya karyawan tersebut mengendarai sepeda motor menuju stasiun kereta api yang mempunyai fasilitas tempat penitipan sepeda motor, misalnya stasiun Pondok Cina. Lalu naik kereta api sampai stasiun Gondangdia, stasiun kereta api yang terdekat ke Jalan Thamrin bagian utara. Dari Stasiun Gondangdia bisa memilih apakah mau jalan kaki atau naik ojek dengan biaya Rp 10.000.
- Ada juga pilihan misalnya menggunakan mobil dari rumah sampai tempat kerja, hanya mahal ongkosnya. Bensin sekitar 8 liter dengan anggapan jarak tempuh pergi pulang 70 kilometer, biaya parkir Rp 40.000, biaya tol Rp 8000 - 11.000 atau total sekitar 120.000 - 130.000 per hari. Terlalu berat bagi karyawan berpenghasilan sekitar Rp 7 - 8 juta per bulan.