Salah satu hasil kunjungan kenegaraan Presiden Jokowi ke Malaysia pada 5 - 7 Februari 2015 adalah penandatanganan memorandum of understanding pengembangan mobil nasional antara Proton (Malaysia) dengan PT Adiperkasa Citra Mandiri (Indonesia).
Benarkah pengembangan mobil nasional? Mengherankan juga berita yang muncul di media Indonesia dan Malaysia simpang siur, saling bertolakbelakang. Menteri Perindustrian Indonesia, Saleh Husin Rabu 11 Februari 2015 di Jakarta menilai pernyataan Proton bahwa kerjasamanya dengan PT ACL dalam pengembangan mobil nasional, karena Proton berusaha mengambil kesempatan untuk benar-benar bisa menggarap industri mobil nasional di Indonesia. "Namanya juga usaha", seloroh Saleh (Kompas.com, 11 Feb 2015).
Apakah Proton berpendapat bahwa MoU dengan PT ACL dalam rangka membangun mobil nasional Indonesia? Sejauh yang saya pahami dengan menelusuri berita di media Malayisa memang kerjasama itu dalam rangka pengembangan mobil nasional.
Berikut ini kutipan dari Utusan Malaysia, 6 Februari 2015, salah satu surat kabar utama Malaysia :
- - Terdahulu, Dr. Mahathir dan Perdana Menteri, Datuk Seri Najib Tun Razak serta Presiden Indonesia, Joko Widodo menyaksikan majlis menandatangani memorandum persefahaman (MoU) pembangunan dan pengeluaran kereta nasional Indonesia di antara Proton dan PT Adiperkasa Citra Lestari.
- - Proton diwakili Ketua Pegawai Eksekutifnya Datuk Abdul Harith Abdullah dan Duta Besar Malaysia ke Indonesia, Datuk Seri Zahrain Mohamed Hashim.
- - Wakil-wakil bagi PT ACL ialah Ketua Pegawai Eksekutifnya, Abdullah mahmud Hendropriyono dan Duta Besar Indonesia di Malaysia, Herman Prayitno.
- - Idea projek usaha sama kereta nasional Indonesia itu tercetus hasil perbincangan di antara Najib dan Joko.