Namun yang memprihatinkan bagi saya adalah mengapa petugas di sana seperti dokter, suster merasa superior? seolah pasien adalah pesakitan yang hanya bergantung pada jasa baik mereka? saya berkesimpulan seperti itu karena hal-hal sebagai berikut: pertama, dari nada bicara, tidak ada keramahan, cara bertanya mereka menurut saya tidak etis.
pasien: apakah ada pengaruhnya pada saya yang ada diabetes?
dokter: tau darimana diabetes?
pasien: dari dokter, di RSCM.
dokter: berapa emang gula darahnya?
pasien: gula puasa bla..bla..gula setelah puasa bla..bla...
dokter: --tidak membahas lebih lanjut--
Masih ada contoh lain yang mungkin dari sudut pandang saya adalah mereka adalah orang-orang yang stress.
Kedua, para dokter tersebut tidak menggunakan papan nama atau tanda pengenal di dadanya, sehingga ketika kita hendak mengkonfirmasi kepada petugas yang lain, kita tidak bisa menyebut namanya. Menurut saya ini kebiasaan buruk. Saya sendiri mengalaminya dimana saya harus menceritakan apa ciri-ciri dokter yang menemui saya kepada suster jaga, dan hal itu menyulitkan karena ciri-ciri yang saya kemukakan tidak dapat ditangkap dengan baik.
Di atas semuanya itu bagaimanapun saya harus mengapresiasi setiap daya upaya meningkatkan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Namun pengalaman saya membeli obat di apotek rumah sakit TNI cukup miris, dimana saya mendengar orang di sebelah saya mengobrol dengan orang lain, bahwa dia peserta Askes dan sudah menunggu kurang lebih 2 jam untuk menebus obat. Mengapa sampai terjadi hal-hal seperti itu? pasien (sekalipun miskin) bukanlah orang yang mengemis, dia juga tidak suka sakit, tapi keadaan-keadaan seperti di atas sepertinya sudah termaklumkan dimana pasien (kelas ekonomi) tidak punya daya tawar dan tunduk pada aturan tidak tertulis: bersedia menunggu tanpa kepastian.
Mungkin seharusnya ada pengedukasian secara sistematis kepada masyarakat bagaimana caranya hidup sehat, mengenal obat-obat, penanganan pada insiden tertentu, makan sehat, dan sebagainya. Semoga dunia kesehatan kita semakin bertumbuh kuat.