Persoalan anak jalanan lazim kita temui di kota-kota besar, sebagai efek dari ketidakmerataan ekonomi maka penduduk yang berada di desa berbondong-bondong mengadu nasib di kota dengan harapan bisa meraih masa depan ekonomi yang lebih layak, maka raksasa urbanisasi mulai melangkahkan kaki menuju lapangan metropolitan baik secara legal maupun ilegal. Hal ini mencerminkan bahwa persoalan anak jalanan merupakan persoalan lintas wilayah administrasif. Ketika tiba di kota, kenyataan berkata lain, ternyata di kota-kota besar persaingan ekonomi yang sengit disandingkan dengan ketersidiaan lapangan kerja yang minim bersama-sama merenggut impian penghidupan yang layak bagi para urban. Tidak hanya impian yang terkubur , pada saat itu juga para urban dipaksa bangun dan menatap nasib, dilumpuhkan oleh kelaparan dan ketakutan tentang hari esok. Keterhimpitan-keterhimpitan itu membuat mereka tidak punya pilihan.