Oleh : Helma Herawati, M.Pd
 Identitas buku
1. Nama pengarang : Diana Peggy Putinela
2. Judul buku : Perjalanan Menjadi Mualaf
3. Penerbit : Eduvtion
4. Tempat terbit : Genjong Kidul Sidowarek, Ngoro Jombang, Jawa Timur
5. Tahun terbit : 2020
6. Tebal buku : iii + 48 Halaman
7. Kategori : Biografi
8. Harga buku : Rp. 50.000 9. Resolusi : 14 cm x 21 cm
    Salah satu buku yang sangat menarik bagi penulis adalah buku Perjalanan Menjadi Mualaf yang ditulis oleh Diana Peggy Putinela, S.E, S.Pd, yang kerap dipanggil Mbak Peggy atau mama Peggy merupakan sosok Inspirasi bagi rekan-rekan sesama guru SD Negeri Jetis 1 Yogyakarta.
    Buku ini begitu menarik untuk dibaca karena di dalamnya berisi tulisan pengalaman pribadi Mbak Peggy menjadi mualaf, Pengungkapan penulisan buku Biografi ini bergaya novel sehingga enak dibaca serta mampu menyentuh emosi para pembaca hingga larut dalam bacaan dan merasa enggan untuk menjeda walaupun ditengah kesibukan lain.
Terlebih lagi ketika membaca buku ini penulis sedang berobat di rumah sakit RSIY- PDHI, Sebuah rumah sakit rujukan di Yogyakarta, Penulis berada diantara ratusan fasien yang sedang menunggu panggilan pemerikssan dokter dan panggilan farmasi tentu membuat kita merasa bosan, jenuh dan capek tetapi tidak dengan penulis sendiri karena asyik membaca buku perjalan Mualaf hingga lupa akan penyakit yang diderita selama ini
   Penulis terharu pada tutur kata dalam pengungkapan ini mengalir begitu indah hingga pembaca terbawa hanyut dalam perasaan. Mulai dari kata pengantar yang memberikan ucapan terima kasih kepada sahabatnya purwanti yang telah ikut berpartisipasi memberikan pencerahan sampai pada selingan penutup buku sekaligus suami purwanti tutup usia.
    Kalau kita maju lagi menelusuri bab demi bab buku yang terdiri dari 13 bab ini, tak terasa kita akan larut dalam berbagai pengalaman mencari kebenaran Allah SWT, Hal tersebut dijelaskan pada buku ini dengan membuat sebuah perumpamaan dengan rumus matematika yaitu semasa masih menganut agama kristen beliau mempercayai bahwa 2+2 = 5 kemudian setelah menemukan bahwa rumus yang benar itu adalah 2+2= 4 tentu dengan dalil-dalil dan rumus yang akurat, maka beliau mengambil sikap dan membuat keputusan untuk memeluk agama islam
    Untuk menemukan rumus kebenaran itu tentu sangat sulit bagi seorang gadis belia kelahiran papua, Sejak kecil Mbak Feggy dan kedua adiknya dididik secara kristen bahkan sudah dibaptis pada usia 5 tahun, Keluarga besar ayahnya beragama kristen dan sangat aktif di gereja hingga menjadi pemuka dan pengurus gereja begitu juga dengan dirinya yang selalu aktif di gereja dan kegiatan sosial lain hingga diangkat sebagai sekretaris UKM (Unit kegiatan Mahasiswa Kristen)
    Pada suatu hari Mbak Peggy menemukan titik terang, berawal dari Purwati dan suaminya mengajak Mbak Feggy bertemu dengan ustadz sofyan pengurus yayasan bina mualaf indonesia (YABUMI), sampai di rumah ustadz Sofyan beliau membagikankan AL Kitab, Langsung saja edisi tanya-jawab dimulai dari Mbak Feggy, Menurut mbak Feggy Yesus itu Siapa? "Tuhan yang datang ke dunia untuk menyelamatkn umat manusia" Jawab Mbak Feggy dengan tegas. Kemudian ustadz Sofyan kembali bertanya untuk mendapatkan kepastian jawaban itu. "Mbak Feggy yakin Yesus itu tuhan? Ya, jawabnya tegas. Ditambahkan oleh ustadz Sofyan Allah itu maha besar, tidak mungkin Allah turun ke dunia, Allah pasti mengutus rasulNya sesuai dengan masanya untuk menyelamat umat ciptaanNya. Karena hanya ada tuhan yang Maha Esa yang menurunkan wahyu kepada para nabi dan utusanNya. Mereka hanya manusia biasa yang diutus oleh tuhan yang Maha Esa untuk manusia.
    Selanjutnya Ustadz Sofyan meminta mbak Feggy untuk mengucapkan shadat menurut agamanya dan dengan cepat Mbak Feggy mengucapkan pengakuan iman rasulli "Aku percaya pada Allah bapa yang Maha Kuasa Khalik langit dan bumi, dan kepada Yesus yang Kristus anakNya yang tunggal, Tuhan Kita, yang dikandung daripada roh kudus, lahir anak Dara Maria, yang menderita dibawah perintah Pontinius Pilatus, disalipkan, mati dan dikuburkan, turun kedalam kerajaan maut, pada hari yang ke-tiga bangkit pula dari antara orang mati,naik ke syurga duduk di sebelah kanan,bapa yang maha kuasa, dan akan datang dari sana untuk menghakimi orang yang hidup dan mati, aku percaya kepada roh kudus, pengampunan dosa, kebangkitan orang mati,dan hidup yang kekal.
    Ustadz sofyan bertanya "Katanya Yesus itu adalah tuhan yang datang ke dunia, Mengapa waktu dan naik ke syurga kok duduk di sebelah kanan Allah bapa? Mengapa tidak jadi satu jiwa raga sama Allah bapa? Nah, Tentu saja Mbak Feggy tidak bisa menjawab. Belum lagi ustadz menegaskan dengan menyatakan "Berarti dari pengkuan iman rasulli itu Allah bapa sama Yesus Kristus itu adalah dua pribadi yang berbeda", dalam hati mbak Feggy menjawab dalam hati "Iya ya"
    Ustadz Sofyan menyuruh yang hadir membuka kitab yohanes, 12:44 dan meminta mbak Feggy untuk membacakan, lalu Mbak feggy membakan ayat tersebut yang bunyi barang siapa yang percaya kepadaku, Ia bukan percaya kepada-Ku,Tetapi kepada Dia yang mengutus Aku. Kalimat yang bermakna sama terdapat dalam AL-Qur'an surah mariam ayat 30 yang berbunyi : Qola inni a'bdullah, ataaniyal qitaaba wa ja'alani nabiyyaa, Artinya: Dia (Isa) berkata, "Sesungguhnya aku hamba Allah, Dia memberiku kitab (Injil) dan Dia menjadikan aku seorang nabi.
    Selain itu Mbak Feggy juga menemui ustazd Willibordus, beliau seorang muallaf dan tokoh kristologi asal indonesia juga pendiri yayasan bina mualaf Indonesi,disini lebih mantap lagi bahwa Yesus Kristus juga seorang muslim, dibuktikan dalam Alkitab yesuspun melakukan hal-hal yang ada di dalam ajaran islam. Yaitu sholat, puasa dan zakat.
    Yaa..., itulah sepenggal cerita dalam buku yang berjudul "Perjalanan Menjadi Mualaf" karya Diana Peggy Putinella, S.E., S.Pd, Pada buku ini masih ada penulisan keagaaman yang kurang tepat yaitu penulisan Allah Subhanahu wa ta'ala. Terakhir pembaca ucapkan selamat kepada Mbak Feggy. Banyak hikmah yang bisa diambil terutama untuk istiqomah menjaga keiman kita sebagai umat muslim, selalu menjaga perintah Allah, dan sentiasa menjauhi laranganNya, Semoga buku ini terus bertebaran mempromosikan kebenaran serta menebarkan manfaat bagi sesama umat, aamiin aamiin ya Rabbal aalamiin .
Wallahu A'lam Bisshawab. Yogyakarta, 25 -12-2022.