Mohon tunggu...
KOMENTAR
Healthy Pilihan

Kisah Keluargaku untuk Pelajaran Keluargamu

17 Agustus 2014   03:36 Diperbarui: 18 Juni 2015   03:21 135 0
Saya Willsen dan inilah cerita keluarga saya. Hany curhatan mungkin.

Sekarang umur saya sudah 16 tahun, memiliki humor yang tinggi dan senang bergaul. Dan satu lagi saya keras kepala dan memang menyimpan dendam kepada kedua orangtua saya. Saya punya onlineshop yang memberi keuntungan sekitar Rp8.000.000/bulan sehingga 3/4 barang di kamar saya adalah hasil dari jerih payah sendiri. Orangtua tak melihat itu sebagai sebuah kelebihan.

Sejak kecil, saya dan keluarga saya dididik dengan kurang baik (menurut saya), sabetan dari kemoceng, sabetan dari gantungan baju, dan bahkan tongkat biliard pernah saya rasakan perihnya di tubuh kecil saya dulu. Bahkan setelah menerima hal-hal itu, badan saya memiliki tato timbul yang berwarna merah. Saya pernah demi melindungi diri dari amukan ayah saya, saya naik keatas ranjang 2 tingkat membawa tongkat untuk perlawanan namun ternyata tongkat itu diambil ayah saya dan malah tongkat itu dibuat untuk memukul saya. Ibu saya pernah menyiram kakak saya di kamar mandi dan menguncinya, memaksa makan obat pil dengan menyodokkan sumplit kedalam mulutnya, menampar dan mengatai-ngatai kata 'anjing' sering sekali kepada anak-anaknya ketika marah.Semakin saya tumbuh saya semakin mengerti mana yang baik dan buruk menurut saya, dan saya menentang perilaku yang menagung-agungkan orangtua.

Hal yang ingin saya beritahu kepada anda semua yang menjadi orangtua ataupun ingin menjadi orangtua adalah:

1. Jangan menganggap diri anda dewa yang tidak boleh dilawan
2. Jangan menganggap diri anda adalah yang paling benar
3. Minta maaf lah bila memang salah kepada anak anda
4. Sebisa mungkin jangan gunakan kekerasan untuk mendidik anak anda


Sampai sekarang, saya merasakan hal aneh yang tidak saya sukai ketika orangtua saya masuk kekamar saya. Mungkin itu karena trauma atas tangisan-tangisan dan pukulan yang saya terima saat masih dibawah umur 10 tahun. Setelah saya masuk SMP sudah mulai berkurang karena saya sudah bisa melawan. Mereka sekarang memakai kata-kata untuk mengejek saya dan ternyata itu lebih menyakitkan.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun