Tak ada yang istimewa
Kubuka koran pagi favoritku
Menampilkan berita terhangat
Peristiwa-peristiwa silih berganti terjadi
Seputar bom dan gempa bumi
Tsunami dan korupsi
Tak terlewat adu debat politisi
Masalah agama masih menjadi
perdebatan seru para awam
dan yang mengaku ahli
Dikupas habis dalam berbagai sisi
Ahmadiyyah aliran sesat
Mari bantai sampai habis!
Liberalisme menghancurkan
sendi-sendi keagamaan
Tegakkan agama sampai mati!
Babat habis korupsi!
Ubah tatanan negeri ini!
Jebloskan mafia ke dalam sel bui!
Orang bisa bicara tentang
Surga dan neraka
Baik dan buruk
Adil dan tidak
Namun pernahkah kita menengok diri sendiri?
Sejenak melupakan isu terkini
Berhenti mengkritik, menunjuk orang lain
Mari layangkan telunjuk kepada diri sendiri!
Sudahkah kita jalankan perintah-Nya?
Sudahkah kita jujur kepada diri sendiri?
Sudahkah kita tepat menjalankan amanah?
Sudahkah kita bersikap adil kepada semua?
Perbaiki diri, keluarga, lingkungan baru negara
Agar tak sia-sia usaha yang dilakukan
Tak perlu suara lantang, ngotot, emosi
Opini disampaikan secara berapi-api
Padahal tanpa landasan yang jelas
Hanya petentengan dengan dandanan perlente
Lengkap dengan aksesoris sederet gelar bergengsi
Perilaku tak mencerminkan pendidikan yang dimiliki
Sama saja mempermalukan diri sendiri
Lebih baik ditunjukkan dengan teladan diri
Sesat atau tidak
Baik atau buruk
Hanya Tuhan yang tahu
Manusia tak berhak menghakimi
Mensikapi persoalan secara wajar
Tak perlu berlebihan
Orang bisa bicara
Nyerocos panjang lebar, beruntut tak berhenti
Menilai orang seenak diri
Tapi aku memilih diam
Bukannya tak peduli
Tapi aku mau berkaca diri
(Tulisan ini dibuat untuk mengajak kita semua terutama diri saya sendiri untuk merenung sejenak, berusaha introspeksi diri, bukan untuk mendiskreditkan pihak tertentu. Saya masih awam banget dalam kepenulisan, apalagi puisi, jadi kritik & saran sangat terbuka.)
Salam Hangat Selalu,
Helena Sutanti