Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Pandemi Covid-19 Mendorong Adanya Inovasi Digitalisasi terhadap Pelaku Usaha Tukang Sayur Keliling

30 Agustus 2021   10:36 Diperbarui: 30 Agustus 2021   19:00 500 2
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif, Sandiaga Uno, menilai pandemi Covid-19 yang terjadi lebih dari setahun mendorong berbagai inovasi di bidang tenaga kerja. Salah satunya adalah pengarahan untuk melakukan digitalisasi kepada seluruh pelaku usaha mikro. Melalui digitalisasi, mereka diharapkan dapat membawa warna baru bagi dunia perekonomian.Tentu bukanlah hal yang mudah mengingat bahwa mayoritas pelaku usaha mikro ini didominasi oleh masyarakat yang berusia 30-40 tahun keatas, yang tentunya masih awam akan penggunaan teknologi. Terlebih di kota-kota kecil dimana mereka condong lebih nyaman untuk menggunakan cara yang lebih konvensional karena dirasa lebih sesuai dengan latar belakang dan lingkungan mereka. Hal ini yang kadang berakibat pada terhambatnya perekonomian karena usaha yang dijalankan akan stagnan dan semakin diperparah dengan adanya pandemi seperti saat ini.

Oleh karena itu, Universitas Jember berupaya untuk mengatasi hal tersebut dengan menciptakan suatu program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back To Village (BTV) edisi ke 3. Pada KKN BTV 3 ini, Universitas Jember mengusung beberapa tema yang dapat dijadikan opsi untuk para mahasiswa yang menempuh mata kuliah Kuliah Kerja Terpadu. Beberapa tema tersebut diantaranya: Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid19, Program Inovasi Teknologi/informasi Dalam Penanganan Covid19, Program Pemberdayaan Bumdes/jaring Pengaman Desa Penanganan Covid19, Program Literasi Desa Pada Masa Pandemi Covid19, dan Program Penanganan Stunting Dan AKI dan AKB. Dari sekian banyaknya tema yang ditawarkan, saya sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ memilih tema Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak Covid-19 dengan fokus kepada pelaku usaha tukang sayur keliling di Kelurahan Sumbersari.

Bapak Ikhwan, selaku penggiat usaha tukang sayur keliling yang telah berjualan semenjak tahun 2017, mengaku sempat mengalami kebingungan ketika pandemi Covid-19 melanda di Indonesia. Beliau biasanya berjualan dengan rute Jl.Halmahera-Jl.Bangka-Jl.Belitung-Jl.Mastrip di kelurahan Sumbersari. Terlebih ketika adanya pembatasan aktivitas tentu berakibat pada menurunnya penjualan. Hal ini terjadi karena semata-mata bapak Ikhwan hanya mengandalkan cara yang cenderung konvensional. Hal ini tentunya menjadi perhatian utama saya sebagai mahasiswa KKN BTV 3 UNEJ untuk membantu Bapak Ikhwan agar bisnis tukang sayur kelilingnya semakin berkembang.

Dimulai dari observasi dan pemetaan masalah yang dilakukan di minggu pertama yang akhirnya memunculkan sebuah inovasi yaitu memanfaatkan platform media sosial seperti WhatsApp dan Instagram serta penggunaan toko online menggunakan bantuan website pembuat toko online yaitu TokoTalk untuk mempermudah promosi serta komunikasi dengan para pelanggan.

Setelah memasukki minggu kedua, Bapak Ikhwan berkesempatan untuk mengikuti pelatihan khusus seputar “Optimalisasi Digital Branding Usaha Mikro di Kala Pandemi” yang menghadirkan pembicara seorang founder TemanBantu.id yang juga merupakan Social Media Strategist. Pelatihan ini sanggup menjangkau 80++ peserta dari seluruh Indonesia. Dari pelatihan ini pula, Bapak Ikhwan semakin paham bahwasanya penggunaan brand, terlebih digital branding sangatlah penting agar usahanya semakin dikenal oleh masyarakat luas. Oleh karena itu, beliau sepakat untuk melakukan pembuatan logo dan poster untuk media promosi dan pembuatan brand SayurIkhwan.co.
                                                          

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun