Beberapa waktu lalu terlibat diskusi yang menarik tentang bagaimana mengelola rasa khawatir. Hal ini bermula dari cerita salah seorang kawan tentang dilema yang dialami pada saat banjir kemarin. Di satu sisi, dia harus segera mengungsikan keluarganya sementara di sisi lain, rasa khawatir terhadap nasib anak istrinya membuat tensi darahnya naik dan membuat dia lemas kepayahan. Untunglah ada Adiknya yang datang dan urun membantu.
KEMBALI KE ARTIKEL