"LUBANG-LUBANG yang dalamnya kira-kira sama dengan tinggi lima orang digali sampai dalam, sampai bertemu tanah yang merah dan lumpur merah, kemudian sampai melalui pasir abu-abu yang yang disebut napar. Bambu panjang dengan takik untuk pijakan kaki dimasukkan ke dalam lubang-lubang ini. Airnya diserok dengan tangan atau kadang-kadang dengan gayung. Pendulang emas di sini tidak mengenal jampi-jampi..."
KEMBALI KE ARTIKEL