Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Tato Garuda di Dada Istriku

27 Desember 2010   05:45 Diperbarui: 26 Juni 2015   10:21 1876 3

Tato di dada istriku itu seksi sekali. Bukan karena terletak di dadanya yang montok. Tapi karena gambar tato itu adalah garuda dan itu asli. Aku mencintai istriku karena tato garuda di dadanya. Setiap kali melihatnya, birahiku selalu naik dan setiap ada kesempatan kami pun bercinta hingga berkali-kali.

“Kenapa kau suka sekali menciumi dadaku?” tanya istriku suatu hari.

“Tato garuda di dadamu cantik sekali, aku tak bisa bercinta jika tak melihatnya.” Jawabanku membuat istriku tersipu-sipu.

Hingga suatu malam, saat kami hendak bercinta dan aku mulai menciumi dada istriku. Aku sangat terkejut.

“Ma, mana tatomu?”

“Tato apa?”

“Tato garuda di dadamu?”

“Ah, papa suka ngaco. Hayo, tato siapa? Di dada siapa? Aku tidak pernah punya tato garuda di dadaku, Pa.”

Kulihat wajah istriku ngambek. Tapi tak mungkin aku salah. Kemana perginya tato garuda itu? Apakah selama 14 tahun ini aku hanya berhalusinasi kalau tato garuda itu ada di dada istriku?

Pikiranku jadi kacau. Malam itu kami batal bercinta. Malam berikutnya juga sama. Hari-hari berikutnya tak lagi ku sentuh istriku, aku rindu tato garuda itu. Birahiku tak ada lagi dan aku merasa sangat stres.

***

Aku tahu, suamiku yang seorang pemain sepak bola sangat mencintai tato garuda di dadaku. Seksi, katanya. Saking cintanya, hingga suatu hari dia tak pernah lagi mencium bagian tubuhku yang lain, hanya dadaku. Aku mulai membenci tato garuda itu, aku cemburu.

“Hapus saja, Jeng!” temanku menyarankan demikian setelah aku bercerita padanya perihal suamiku dan tato garuda di dadaku.

“Hapus?”

“Iya, pake LASER. Sekarang teknologi sudah canggih lho.”

Itulah sebabnya pada malam saat kami bercinta. Suamiku mencari-cari tato garuda itu. Ku bilang saja aku tak pernah punya tato garuda, ku biarkan dia penasaran, paling juga akan pulih dengan sendirinya.

Ternyata aku salah. Suamiku kini dingin, tak pernah lagi menyentuhku. Hari-hari ku jalani dengan tanpa gairah. Aku menyesal telah menghapus tato itu. Aku lalu mengeluh pada temanku.

“Sekarang gimana ini, Jeng?”

“Sudah, Jeng. Lupakan dia.” Katanya sambil mengusap kepalaku dengan lembut.

Aku mengangis di pundaknya. Napasnya hangat. Bibir perempuan paruh baya yang belum pernah menikah itu seketika menyentuh leherku. Dia lalu membuka kancing bajuku dan meraba dadaku dengan lembut. Ada sentuhan yang lama ku rindukan di situ.

###

RT @juliaperrez: Biarin aja di curang pake laser... Nanti pas tanding di INA. Jupe pake BH doang biar pada buta tuh mata liat gunung kembar gue...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun