Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Angka dan Aksara (Satu Lagi Sampah 101010)

10 Oktober 2010   14:20 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:33 380 0
Suatu ketika, Lévi-Strauss bercerita padaku tentang seseorang bahwa ketika itu: Sejenak ia kembali pada kelompoknya. Ia mengambil selembar kertas penuh garis-garis gelombang dari keranjang dan berbuat seolah-olah membacanya, berpura termangu seakan mencek daftar barang-barang. Seseorang maju untuk memberikan barang-barang sebagai ganti hadiah yang dia berikan pada orang itu. Si Anu maju untuk mendapatkan sebuah pemotong yang ditukarkan dengan busur dan panah. Seseorang lainnya menerima manik-manik untuk tali lehernya... Lelucon ini berlangsung selama dua hari. Bak teka teki, pertanyaan pun diarahkan padaku: Adakah orang itu barangkali mencoba menipu dirinya sendiri? Atau sebenarnya lebih untuk membuat takjub kelompoknya, untuk meyakinkan mereka jika ia adalah benar-benar agen pertukaran tersebut? Ah, aku mulai berhitung untuk mencari jawabannya: 1234567890

Tuhan-tuhan menjadikan dunia sebagai angka-angka
Bintang-bintang kehilangan mistisnya Dimana-mana hanya ada simbol, kriteria dan larangan Kita harus tunduk pada petanda-petanda yang mapan
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun