Ketika ku rebahkan raga pada sebuah kursi-panjang-tua, ku rindukan sebuah ruangan di depan mata. Dua pintu sejajar terbuka tapi diliputi tabir sumpah. Ingin ku sibak tabir itu tapi langkah terikat tata krama pada sebuah kursi-panjang-tua. Dan kini, ku hanya bisa mengusap dada. Semoga
KAU mengerti dan mengertikan
KEMBALI KE ARTIKEL