Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Coda! (Filo-Kopi Lampu Merah)

29 Agustus 2010   08:59 Diperbarui: 26 Juni 2015   13:37 121 0
Terkadang di sebuah jalan seseorang terlihat leluasa
Tapi di tikungan berbeda ia tak punya kuasa
Seperti aku
***
Aku adalah subjek yang superior ketika berjalan di mata ruang
Tapi inferioritas menghantui ketika ditilik dalam waktu
***
Aku adalah makhluk merdeka dalam spasial
Tapi dalam durasi dan interval dibatasi oleh keharusan universal
***
Setiap orang harus tau kapan memulai sesuatu dan kapan harus berhenti
Pemeberhentian ini bukanlah akhir dari perjalanan
Bukan pula puncak dari sebuah kemenangan
***
Bukan ungkapan "ya sudahlah"
Bukan pula titik dari sebaris kalimat
***
Pemberhentian ini adalah coda
Tempat untuk beristirahat menghela napas
Atau menghirup secangkir kopi yang harum dan panas
***
Tempatku menggelar sajadah dan melaksanakan shalat
Mengingatkan kembali bahwa aku tak lebih dari segumpal darah
Prelude dari mani yang kotor... Adam (tanah)
***
Dan dari Adam-an itu aku bersiap kembali menapak
Memulai penulisan dan pembacaan baru kehidupan
***
Mengumpulkan segmen-segmen kesalahan selama interlude
Lalu meletakkannya di dalam tanda kurung dan garis silang
***
Tak ada penilaian atau penetapan yang stagnan
Tak ada kepastian seperti logika identitas Aristotelian
***
Dan ku aliri hidup dengan pembukaan kemungkinan-kemungkinan
Yang akan kumainkan menjadi kenyataan dan 'kemungkinan'
 
KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun