Jauh sebelum kelahiran seorang manusia, di salah satu
Negara Bagian Sex Edukasiana (sebutan untuk Negeri
Sex Education di Kompasiana yang wilayahnya mencakup daerah-daerah Testis hingga ujung Penis, ditambah dengan penaklukan negeri seberang : Vagina dan sekutunya), yakni Negeri Maskulinisia, dilahirkan serentak berjuta-juta sperma di daerah
Testis melalui proses spermatogenesis tepatnya di sebuah Kota yang bernama
Tubulus Seminiferus. Mereka tumbuh dengan cepat dan hidup berpindah-pindah. Seteleh kelahiran di Tubulus Seminiferus, sperma mengikuti arus kehidupan menuju Kota selanjutnya, (sebut saja) Kota
Vasa Rekta dan akhirnya mereka menjadi matang/dewasa pada sebuah Kota yang bernama
Epididimis. Akan tetapi, sperma-sperma itu belum dapat bergerak sama sekali. Nanti 18 jam sampai 10 hari kemudian, mereka baru dapat menghasilkan gaya gerak. Setelah menjadi dewasa di Epididimis. Sebagian besar dari mereka bermigrasi, melanjutkan perjalanan hidup menuju 'Kota Metropolitan'
Ampula Vas Deferens, sebuah kota yang cukup luas untuk mencari jati diri dan pengalaman hidup. Hanya sebagian kecil saja yang tinggal di Epididimis. Mungkin karena kelelahan dengan perjalanan yang cukup jauh. Mereka lalu beristirahat di kota itu, menghemat cadangan makanan yang dibawa dari
Sel Sertoli sebelum mencapai Epididimis tempat mereka menjadi dewasa. Demi penghematan, mereka semua bersepakat untuk mengurangi pergerakan dan hanya bercakap-cakap satu sama lain.
KEMBALI KE ARTIKEL