Tentu saja kalian sering mengalami, dimana pada saat memenuhi orderan, ada beberapa pelanggan yang mager alias malas gerak. Tidak ingin keluar, ia hanya menunggu di kamar.
Sebagai driver yang mengerti tanggung jawab tentu saja akan melakukannya. Berusaha melayani dengan sebaik mungkin agar pelanggan tetap nyaman menggunakan jasa maxim.
Sebenarnya bukan suatu persoalan ketika pelanggan mager atau hanya menunggu di kamar. Tapi setidaknya bisa menjelaskan dengan spesifik mengenai tempat kepada driver agar lebih mudah ditelusuri.
Saya pribadi banyak menemukan kasus. Seringkali para pelanggan membuat titik yang tidak sesuai dengan tempatnya mereka. Juga tidak menyertakan alamat yang spesifik di kolom catatan. Atau membuat chat pribadi yang bisa memudahkan untuk dicari.
Hal yang lebih menyedihkan lagi adalah mendapat pelanggan yang slow respon. Suka tidak suka, dia akan membuatmu menunggu lama di pinggir jalan. Belum lagi panasnya matahari. Siapa yang tidak akan emosi? Tapi tetap saja harus sopan kepada pelanggan dan berusaha melayani mereka dengan sebaik mungkin.
Pernah suatu ketika saya mendapat orderan makanan. Sesuai dengan perintah di aplikasi. Membeli dua porsi makanan dan membawakannya di titik tujuan tepatnya di suatu asrama. Saat sampai di titik tujuan, saya coba konfirmasi melalui chat bahwa saya sudah ada di depan.
Tapi kamu tahu apa yang terjadi? Tidak ada respon sama sekali. Saya coba biarkan selama beberapa menit, tapi masih tetap saja tidak ada respon. Sempat berpikir jangan sampai ini hanya penipuan. bila memang ini penipuan, mau tidak mau, nasi yang dipesan harus dimakan sendiri.
Saya coba chat lagi, saya katakan, "Kaka, dimana? Dari tadi saya berada di depan asrama." Tapi tetap saja belum ada respon. Mestinya para pelanggan juga mengerti. Anda bisa bayangkan kami sudah rugi waktu. Korban perasaan lagi. Target untuk beli susu anak pun gagal kalau seperti ini modelnya.
Kurang lebih setengah jam baru ada balasan. Lalu dia bertanya, "Mas dimana mi?" Terus aku jawab saya di depan asrama sesuai titik di aplikasi.
" Maju lagi mas, saya di asrama hijau, lantai dua, kamar 14, langsung ke atas ya mas"
Aku tidak tahu bagaimana orang lain menyikapi ini. Saya pribadi, terbawa emosi. Sudah slow respon, titik tidak sesuai aplikasi, terus harus dibawakan lagi sampai di depan kamar, di lantai 2 lagi.
Dalam hati, mager betul ini orang. Sudah slow respon. Benar-benar tidak ada pengertian sama sekali. seharusnya kalau sudah berbuat salah begitu, disadari lah, minta maaf atau apa begitu. Paling tidak, segera turun  ke bawa dan sambut driver supaya lebih cepat. Karena biar bagaimanapun para driver juga kejar target supaya bisa beli susu anak.
Sebetul tidak menjadi masalah kalau mengantar pesanan sampai di depan kamar. Tapi kalau sudah slow respon dan dibiarkan menunggu lama, rasanya kayak ada pahit-pahitnya begitu.
Karena sudah korban perasaan jadi aku cari cara bagaimana pelanggan ini agar tidak mager dan segera ambil pesanan di bawah.
Jadi aku coba chat, "kaka punya uang pas nggak? Soalnya aku tidak punya uang kecil, kebetulan tadi baru keluar ini". Ternyata sesuai harapan, ia tidak memiliki uang pas. Mau tidak mau ia harus turun ke bawa dan menukarkan uangnya di warung terdekat.
Setidaknya perasaanku sudah terbalaskan. Harapan yang terpenuhi, rasanya seperti habis menang judi 5 juta.
Saya hanya ingin katakan bahwa sebagai manusia seharusnya bisa saling mengerti. Saling menghargai satu sama lain. Jangan karena suatu masalah yang membuatmu menjadi mager lantas kemudian dilampiaskan kepada orang lain.