Mohon tunggu...
KOMENTAR
Hukum

212 Bela Tauhid, Simbol Kebangkitan dan Perubahan Hakiki

19 Desember 2018   11:16 Diperbarui: 19 Desember 2018   11:19 239 0
Habib Rizieq dalam pidatonya di reuni akbar 212, menyampaikan kondisi kehancuran multidimensi yang telah dihasilkan oleh sistem sekulerisme dan kapitalisme yang telah dan masih bercokol di Negara Kesatuan Republik Indonesia. berikut poin pentingnya,

Pertama, pembiaran aliran sesat dan penodaan agama secara masif, yang para pelakunya justru dilindungi. Kedua, pembiaran kezaliman dan ketidakadilan, yang meruntuhkan sendi-sendi penegakkan hukun secara keji dan jahat. Ketiga, pemberhalaan ekonomi neolib berdasarkan sistem utang ribawi yang telah mengundang penjajah asing yang kejam,ganas serta bengis sehingga menghancurkan perekonomian rakyat jelata secara mengerikan. Keempat, pembiaran kemungkaran dan kemaksiatan seperti perdukunnan, koruspi, narkoba, miras, judi, pornografi, porno aksi, prostitusi dan LGBT, sehingga karena dibiarkan kemungkaran dan kemaksiatan merajalela, dan merusak generasi muda bangsa secara menakutkan. Sekaligus mengundang bencana di mana-mana. Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun. Kelima, pembudayaan dan pelestarian kebohongan Dalam pengelolaan negara, ironisnya bohong dijadikan tradisi dan dipertontonkan secara telanjang, bahkan dalam soal kecil sekalipun harus bohong.

Reuni 212 yang dilaksanakan pada 2 Desember 2018, telah menjadi sebuah momentum besar, untuk persatuan umat Islam di Indonesia. Semua kalangan mempertanyakan apa sesungguhnya yang mampu mempersatukan umat, yang selama ini disibukan dengan segala perbedaan?

*Pemersatu umat*

Kalimat, L ilha illalLh Muhammad RaslulLh, adalah kalimat yang mempersatukan umat Islam. Kalimat terakhir yang kita harapkan keluar dari lisan kita saat maut menjemput. Kalimat inilah yang menjadi sebab umat islam berkumpul di monas pada aksi bela tauhid 212, karena kalimat ini ada pada bendera yang telah dibakar oleh oknum yang mengatasnamakan dari kelompok ormas islam. Mereka tak rela kalimat tauhid dihinakan. Sehingga umat bersatu atas panggilan iman untuk persatuan.

"Berpegang teguhlah kalian semua pada tali (agama) Allah dan janganlah bercerai-berai" (TQS Ali Imran [3]: 103).

Umat islam dilarang untuk bercerai-berai, mereka diwajibkan untuk mempererat ukhuwah, mempererat persatuan.

*Kebangkitan dan Perubahan Hakiki*

Persatuan umat islam sempat dianggap suatu hal yang utopis, mustahil. Namun, anggapan itu memudar tatkala jutaan umat berkumpul dimonas dalam reuni akbar 212. Momen bersejarah yang akan mengawali kebangkitan islam.

Dalam closing statmentnya Habib Rizieq menyeru kepada seluruh umat islam untuk berjuang melakukan perubahan, perubahan dari kondisi buruk kepada kondisi yang lebih baik. Namun, seperti apa sesungguhnya perubahan hakiki yang diinginkan oleh umat islam?

Pergantian pemimpin dalam sistem sekuler tak pernah membawa perubahan yang berarti, kondisi rakyat bahkan semakin memperihatinkan, berbagai persoalan terus terjadi, solusi tambal sulam yang terjadi, rakyat kian terpuruk setiap hari, namun kini rakyat semakin cerdas dan jeli, bukan perubahan semu yang mereka nanti, tetapi perubahan yang hakiki yang mereka cari. Lantas seperti apakah perubahan hakiki itu?

Perubahan hakiki adalah transformasi yang mampu mengantarkan masyarakat menuju kebangkitan hakiki. Sebuah perubahan tidaklah disebut perubahan hakiki, jika perubahan itu tidak menjadikan masyarakat berubah menuju keadaan yang lebih baik dibandingkan keadaan sebelumnya. Sedangkan faktor yang menentukan apakah suatu masyarakat mengalami kebangkitan atau tidak, adalah peradaban yang ditegakkan masyarakat tersebut.

Hanya saja, sekedar mengalami perubahan menuju peradaban yang lebih tinggi, tak menjadikan perubahan disebut perubahan hakiki. Yang menentukan hakiki atau tidaknya sebuah perubahan adalah benar atau tidaknya peradaban yang ditegakkan. Jika peradaban yang ditegakkan di tengah-tengah masyarakat, benar (shahih), maka masyarakat tersebut dikatakan telah mengalami perubahan hakiki. Sebaliknya, jika peradabannya bathil, maka masyarakat tersebut tidak dikatakan mengalami kebangkitan hakiki. Adapun faktor yang menentukan benar tidaknya sebuah peradaban adalah 'aqidah (pemikiran mendasar) yang menyangga peradaban tersebut. Jika 'aqidahnya benar dan lurus, maka peradaban tersebut dikatakan peradaban shahih. Jika aqidahnya bathil, peradaban tersebut dikatakan peradaban bathil.

Maka benarlah apa yang dikatakan Rocky gerung saat mengomentari aksi bela tauhid 212, dalam tayangan Indonesia Lawyers Club. Beliau mengatakan bahwa, dalam reuni akbar 212 ada kepemimpinan intelektual. Ya, itu benar. Karena didalam reuni 212 itu terdapat kepemimpinan berpikir yang benar(shahih) yakni 'aqidah yang shahih. Dialah aqidah islam, yang sedang umat islam perjuangkan untuk segera tegak dimuka bumi. karena hanya dengan 'aqidah islam lah(kepemimpinan berpikir yang shahih) yang mampu mengantarkan umat kepada kebangkitan dan perubahan yang hakiki. Insyaa Allah...

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun