Mohon tunggu...
KOMENTAR
Money

Krisis Yunani Berawal dari Masjid ?

2 Juli 2015   14:19 Diperbarui: 4 April 2017   16:50 5636 3
Dalam dua hari ini banyak sahabat di tanah air yang menanyakan keadaan saya di Yunani, baik melalui chat Whatsapp maupun FB. Pemberitaan terkini tentang kondisi di Yunani memang cukup memprihatinkan, karenanya saya ucapkan terima kasih atas kepedulian yang ditunjukkan dengan menanyakan kabar. Ingin rasanya mengupload secara rutin menu sahur dan buka puasa saya sehari-hari he2, untuk sekedar menenangkan para kolega dan handai taulan di tanah air, bahwa saya disini Alhamdulillah dalam kondisi baik, aman dan kenyang saat berbuka tentunya. Anugerah Allah SWT yang senantiasa kita harapkan dimanapun kita berada, aamanahum min khouf wa ath’amahum min juu’.

Tapi kondisi krisis Yunani memang sangat menarik kita cermati, dan sayang untuk dilewati. Hitung-hitung sebagai peringatan diri kita secara pribadi, karena pada hakikatnya kita juga masing-masing mengelola sebuah institusi ekonomi, minimal keluarga.  Meski  tidak berlatar belakang ekonomi, saya coba merangkum kondisi dan situasi Yunani, setidaknya dari analisa para pengamat ekonomi dadakan, sahabat-sahabat saya di sini, plus melihat apa yang menjadi bahasan utama di media akhir-akhir ini.

Hutang Yunani, seberapa besar ?
Mendengar kata bangkrut, tentu bayangan kita segera mengingat para pedagang yang bertumpuk hutang, bukan saja tak mampu membayar, bahkan aset dan kekayaannya tak cukup untuk menutup hutang tersebut. Barangkali istilah itu memang tepat juga untuk melihat kondisi perekonomian Yunani saat ini. Betapa tidak, untuk saat ini Yunani punya total utang sekitar 360 miliar euro (Rp 5.000 triliun) dengan rasio utang pemerintah Yunani terhadap PDB negaranya adalah 155,3% .  Indonesia meski juga memiliki hutang yang cukup besar, yaitu Rp 2.845 triliun, namun dengan rasio yang rendah hanya 24,7% dari PDB. Tapi soal angka ini juga bukan menjadi satu-satunya indikasi, mengingat Amerika dan Jepang juga dalam hitungan hutang juga mencatat prestasi yang tak jauh berbeda. Amerika adalah negara dengan hutang terbesar di dunia, dengan rasio terhadap PDB di kisaran 95%, sementara Jepang menyusul di peringkat dunia dengan tingkat rasio yang jauh lebih parah yaitu dikisaran 200%.  Namun kedua negara tersebut mempunyai kemampuan bayar atau mengangsur pinjamannya dengan cukup signifikan.

Lalu mengapa Yunani tak bisa membayar hutang-hutangnya, bahkan puncaknya Selasa 30 Juni kemarin tidak mampu memenuhi deadline pembayaran hutang yang sudah jatuh tempo sebesar 1,54 miliar euro (Rp 22 triliun) ke IMF ?. Sektor andalan Yunani hanya dua bidang, yaitu pariwisata dan perkapalan, sangat tidak cukup untuk menyokong kebutuhan negara dalam pembayaran hutang, apalagi sebagiannya dikuasai oleh swasta bahkan negara lain. Sektor pariwisata misalnya, setiap tahun turis yang datang ke Yunani mencapai 17 juta jiwa, hampir dua kali lipat jumlah penduduk Yunani yang berjumlah 11 juta. Namun sektor yang mengumpulkan hampir seperempat pekerja Yunani ini, hanya menopang 18 persen perekonomian Yunani.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun