Ket: Berikut adalah tulisan saya di editorial sebuah majalah pelajar di Mojokerto. Jadi maaf jika bahasanya menggunakan kata tutur “kamu”. --- penulis
Di Jawa Pos, ada halaman baru yang diciptakan oleh Azrul Ananda (Direktur Jawa Pos sekaligus putra dari Bapak Menteri BUMN, Dahlan Iskan) yang diberi nama Better Generation. Di halaman ini diceritakan tentang profil pengusaha muda yang berada di generasi ke-2 perusahaan karena melanjutkan usaha yang dibangun oleh orangtua mereka.
Halaman itu cukup inspiratif dan sanggup memotivasi kita untuk bisa punya mimpi setinggi mereka. Apalagi aku sendiri cukup lama mengagumi Azrul Ananda. Aku selalu mengikuti perkembangan dan sepak terjangnya sejak dia masuk Jawa Pos di awal tahun 2000-an. Selain halaman Deteksi di Jawa Pos, aku waktu itu juga selalu mengikuti acaranya termasuk Deteksi Party yang sekarang sudah berganti format menjadi Deteksi Convention.
Tanggal 28 Oktober kemarin pun aku ikutan acara yang juga ada Azrul di sana. Acara itu berniat mengumpulkan para pengusaha muda yang utamanya pernah kuliah di Amerika. Memang sih, aku nggak lulusan Amrik, tapi karena acara terbuka untuk umum, aku ikutan datang di acara itu di Hotel JW Marriot Surabaya.
Apa pesan terpenting dari ceritaku di atas? Apakah aku ingin mensejajarkan diri dengan Azrul? Sama sekali tidak. Nggak level banget, dia di awan dan aku masih menginjak bumi. Pesan terpenting dari ceritaku di atas justru adalah bahwa aku (dan juga kamu semua) BUKANLAH Azrul Ananda atau para pengusaha muda yang ada di Better Generation.
Kita bukan Azrul Ananda karena nyata-nyata orangtua kita bukan Dahlan Iskan. Kita juga bukan teman-teman Azrul Ananda yang lulusan Amrik karena nyata-nyata orangtua kita nggak mewarisi perusahaan besar yang kita diberi kesempatan mengembangkannya.
So, kalo kita sudah sadar bahwa kita bukan Azrul Ananda, tak ada cara lain kecuali dengan bermimpi untuk menjadi Dahlan Iskan! Bermimpilah jadi orangtua-orangtua para pengusaha muda yang ada di halaman Better Generation! Mereka –para orangtua itu– adalah orang yang berjuang keras menciptakan perusahaan besar sekaligus mengkader generasi yang lebih baik dari mereka sendiri.
Jika kita –aku dan kamu-kamu– berhasil menjadi Dahlan Iskan, tentu kita masih terlambat 1 generasi dibandingkan dengan mereka di sana. Tapi jauh-jauh-jauh-jauh lebih baik terlambat 1 generasi daripada tidak sama sekali. Mungkin kita nggak akan bisa sebahagia Azrul Ananda yang sejak muda bisa mendapatkan apa saja, tapi apa kita gila jika kita nggak ingin masa tua kita sebahagia Dahlan Iskan? Dan mungkin jiwa kita juga nggak waras jika kita nggak ingin anak-anak kita nanti sebahagia Azrul Ananda.
Okay, lanjutkan membangun mimpimu dan jangan lupa untuk tetap say no to drugs, say no to racism, say no to violence, and just say peace.
Mojokerto, 9 November 2011
