Pagi itu aku sudah punya janji dengan mbak Prita. Mbak Prita memang ditugasi aku untuk mengurusi pernikahan aku . Mbak Prita mau mengajak aku berdiskusi untuk persiapan pernikahanku. Mbak Prita ingin penikahan aku sempurna. Ah, mbak Prita memang selalu baik padaku. Dia memang sudah aku anggap sebagai kakaku sendiri. Dia selalu ada kalau aku mau cerita tentang segala hal, baik suka maupun duka. Malah saat sedih , mbak Pritalah yang selalu ada untukku. Akhirnya aku akan melepaskan status jombloku yang terlalu panjang untuk ukuran perempuan . Kupingku sudah cukup panas mendengar banyak orang yang selalu nyinyir tentang kesendirianku. Tapi apa peduli mereka??? Gak ada!!! Toh setelah aku kini punay pendamping, mereka tetap  nyinyir dengan pernikahanku. Bukannya mereka turut bahagia  akhirnya aku menikah. Tapi mereka malah mengungkit-ngungkit ketidakjelasan pasanganku. What!!!!!. Bagiamana mereka sibuk mengurusi orang lain yang bukan saudaranya????. Mengapa mereka harus mengungkit-ngungkit keberadaan mas Aji??? Katanya dia tak punya keluarga, dia tak jelas asal usulnya???? Ah, sebodo dengan semuanya. Apa peduli mereka dengan kehidupanku????
KEMBALI KE ARTIKEL