Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik

Menjilat by Lagu SBY di Test CPNS

13 Oktober 2010   15:17 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:27 854 0
[caption id="attachment_288729" align="aligncenter" width="191" caption="SBY Bergitar Mencipta Lagu sumberfoto_Mr.Google.asrul"][/caption]

Kementerian Perdagangan KIB II telah mengadakan test penerimaan calon pegawai negeri sipil (CPNS) tahun 2010,  Tes CPNS Kemendag digelar di Istora Senayan, Jakarta, Selasa (12/10/2010). Tes dimulai sekitar pukul 08.00 WIB. Di dalam materi soal tersebut tim penyusun c/q Biro Kemendag. Soal ujian tentang lagu SBY itu ada di lembar soal berkode 11-01, di grup B. Pertanyaan itu ada pada soal bernomor antara 30-40. Pertanyaan itu merupakan soal multiple choice dengan pertanyaan, "Apa judul lagu ciptaan SBY yang masuk dalam album ketiga?". Pilihan jawabannya, antara lain Matahari Bersinar, Sinar Mentari, dan Mentari Bersinar. Juga bagi saya, Aseli tidak tau lagu SBY tersebut...hihihihii.

Mungkin penyusun soal tersebut terinspirasi, saat mendengar lagu itu dinyanyikan pada HUT RI ke-65 di Istana Negara. Namun, apapun alasannya, sedikit kurang tepatlah dan tidak etis lagu tersebut dimasukkan menjadi salah satu item soal pada penerimaan CPNS.

Soal tersebut tentu dimasukkan kategori pengetahuan umum, tapi dengan lagu Pak SBY itu, tidak punya relevansi kearah sana. Karena tentu substansi materi soal test CPNS ini dikaitkan dengan bagaimana mengetahui kapasitas CPNS di kementerian tersebut. Soal test CPNS di kantor kementerian lagi? Kalau soal itu di pemerintah daerah kab/kota yang terpencil, ya bisalah, siapa tau mereka tidak kenal presidennya. Mengherankan kenapa tidak ada diantara tim penyusun soal tersebut mengoreksi. Kalau memang harus memasukkan soal judul lagu, masih banyak lagu pahlawan, atau lagu lainnya yang lebih pas untuk kategori pengetahuan umum. Saya pastikan 90% tidak mengetahui judul tersebut, CPNS lebih ingat lagunya Ariel “Peterpan. Atau lebih cocok masukkan lagu Ebiet G.Ade dengan judul “Berita Kepada Kawan” yang relevan dengan kondisi bencana alam, atau lagu daerah. PNS tidak harus memahami dan mengikuti lagu ciptaan SBY walaupun itu relatif baru dan pernah dinyanyikan di Istana.

Pertanyaannya, Apakah kondisi ini diketahui Menteri Perdagangan? Apakah diketahui Presiden SBY? Kalau jawaban “ya” berarti pencitraan dan kalau jawabannya “tidak” maka ada pejabat dibawah menteri yang mencari muka, serta lebih heboh lagi bahwa pejabat tersebut sangat mengerti secarainternal (kehendak hati) Presiden SBY. Atau adakah skenario dari istana?......entahlah.

Atau apakah dengan mencantumkan salah satu judul lagu Pak SBY itu, merupakan “promosi” penjualan atau “pencitraan”. Karena bila hal ini “dimaklumi dan disetujui” banyak pihak, maka pastilah akan terjadi peningkatan penjualan lagu tersebut. Sebenarnya bagi saya tidak salah juga, tapi diketahui bersama bahwa selama setahun pemerintahan SBY-Budiono tidak pernah luput dari protes, koreksi, dst, dari masyarakat, jadi sebaiknya pencitraan “promosi” dihentikanlah, demi wibawa seorang presiden.

Pastinya dengan adanya kasus ini, maka akan terdongkrak penjualan lagu tersebut. Namun disatu sisi, bila Pak SBY tidak ketahui masalah ini, maka kasian juga beliau, dikerjain oleh Kementerian Perdagangan. Serta sisi lain bisa dikatakan pen”citra”an yang salah dan keliru. Sekretariat Negara perlu mengadakan klarifikasi.

Kebetulan juga saya punya salah satu geliat usaha di advertising atau periklanan dan kebetulan menjadi pengurus di kelompok perusahaan periklanan Indonesia. Katanya; promosi yang berlebihan akan menusuk diri sendiri, senjata makan tuan; atau katanya seperti pisau bermata dua. Ini yang terjadi kepada Presiden SBY.

Sebagai anak bangsa yang hormat kepada Presiden SBY, maka saya usul kepada lingkar istana yang mengurus pencitraan Pak SBY, supaya berhati-hati dalam masalah ini. Jangan berlebihan, karena akan merusak Pak SBY sendiri, akan bikin malu Pak SBY dan Ibu Menteri Perdagangan, dan tentu Anda semua.

asrulhoeseinBROTHER

Postingan Sobat @ Danang Suprayogi sekaitan Lagu SBY tsb: "Lagu Pak Beye & Tes CPNS"

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun