Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature

Waspada Krisis Pangan Indonesia

2 Oktober 2010   09:16 Diperbarui: 26 Juni 2015   12:47 728 0
[caption id="attachment_276407" align="aligncenter" width="264" caption="SBY dan Ibu Ani Panen Padi_dok.asrul"][/caption]

Perubahan iklim, sebuah isu yang tidak terbantahkan, itu fakta. Oleh karena itu, Indonesia harus menata kawasan hutan dan kawasan budidaya. Indonesia mempunyai keunggulan komparatif terhadap Negara-negara lain, seperti sinar matahari sepanjang hari (trofis). Tapi ironinya, kta saksikan, petani kita rata-rata memiliki lahan sekitar 0,3 Ha paling tidak (idealnya 2-3 Ha). Sementara Indonesia, sepanjang mata memandang banyak sekali lahan tidur, terhampar, terlantar (lahan inden). Coba bandingkan, Korsel, Beijing China, sepanjang mata memandang, penuh dengan tanaman, Vietnam juga demikian, malah pertanian mereka sudah menerapkan pertanian organik

Dalam hal isu pemanasan global, citra Indonesia di dunia internasional sangat menonjol. Indonesia adalah Negara berkembang pertama yang menyetujui pengurangan emisi gas carbon sebesar 26% dalam 5 tahun ke depan angka yang sangat fantastis jika dibandingkan kesanggupan negara lain yang rata-rata dibawah 5%.

Namun para pengusaha menilai, citra baik Indonesia dalam isu pemanasan global ini justru bisa menghancurkan daya saing ekonomi. Beberapa kerjasama Indonesia dengan Negara maju dibidang perubahan iklim justru mengancam pengusaha Indonesia karena dituding merusak lingkungan.

Malaysia pesaing terdekat hal industry kayu, minyak kelapa sawit, kertas. Akan semakin dominan di Asia Tenggara, belum termasuk Brazil dan Mexico yang pasti akan segera merebut pasar kertas dan kayunya dari tangan Indonesia. Lebih parah lagi dengan tekanan isu lingkungan. Indonesia bisa gagal menjaga ketahanan pangan. Rencana pencetakan sawah baru secara besar-besaran di luar jawa, terancam batal karena dianggap merusak lingkungan, padahal Indonesia sedang dihadang krisis pangan besar-besaran.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun