Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Peran P4S Menuju Pertanian Organik Indonesia

10 Juli 2010   16:22 Diperbarui: 26 Juni 2015   14:57 2023 0
[caption id="attachment_190508" align="aligncenter" width="509" caption="Penulis sebagai Narasumber pada Pelatihan Pengolahan Sampah Kota/Limbah Pertanian Menjadi Pupuk Organik pada KTNA/P4S/LM3 Kota Manado, Sulut. dok_rul.LM3"][/caption]

Tulisan ini saya (penulis) buat guna menyambut penyelenggaraan Forum Koordinasi Nasional (FORNAS) Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S), FORNAS P4S II - 2010 akan dilaksanakan di Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 18 s/d 23 Juli 2010 serangkaian dengan Acara Peringatan Hari Krida Pertanian Nasional ke XXXVIII, dipusatkan di Provinsi Sulawesi Selatan, tepatnya Kabupaten Takalar. akan dihadiri oleh sekitar 1000 orang, terdiri dari 605 orang peserta (FK-P4S Nasional/Provinsi/Kabupaten/Kota dan Pengelola P4S) dan 395 orang undangan dari 33 provinsi di Indonesia.Peserta FORNAS P4S II – 2010 termasuk pengelola Lembaga Mandiri yang Mengakar di Masyarakat (LM3), KTNA di Seluruh Indonesia. Termasuk penyuluh pertanian se Sulawesi dan perusahaan swasta yang bergerak dalam bidang pertanian/peternakan/perikanan sebagai sponsor dan unsurperbankan dan LSM/NGO.

Telah disadari bersama, bahwa sasaran utama pembangunan adalah pembangunan manusia. Tanpa ada perubahan yang terjadi dalam diri manusia, maka mustahil tujuan pembangunan dapat tercapai. Apalagi yang akan dicapai adalah perbaikan masyarakat secara terus menerus. Sehingga pembangunan fisik dan ekonomi yang dilaksanakan menjadi kurang berarti jika tidak dibarengi dengan pembangunan manusianya. Ada sebuah pepatah cina mengatakan begini, “Jika kamu ingin panen satu musim, maka tanamlah biji-bijian, jika kamu ingin panen setiap tahun maka tanamlah pohon-pohonan, jika kamu ingin panen sepanjang tahun maka didiklah yang menanam (manusianya)”.

Pusat Pelatihan Pertanian dan Pedesaan Swadaya (P4S) adalah: lembaga pendidikan di bidang pertanian dan pedesaan yang dimiliki dan dikelola oleh petani-nelayan baik secara perorangan maupun berkelompok, dan bukan merupakan instansi pemerintah. Pelatih pada P4S pada dasarnya adalah para petani-nelayan pengelola P4S, yang dapat dibantu oleh para kontaktani-nelayan sekitar, guru, widyaiswara serta penyuluh pertanian setempat dan tenaga lain yang dianggap perlu.

Jumlah P4S sampai bulan Desember 2009 mencapai 708 unit P4S dan tersebar di 32 provinsi di Indonesia. Jumlah tersebut menunjukkan peningkatan yang nyata jika dibanding dengan tahun 2000 yang masih berjumlah 112 unit. Kelembagaan P4S berperan sangat strategis dalam mempercepat penyebaran dan penerapan teknologi baru di bidang pertanian/agribisnis melalui pelaksanaan pelatihan/permagangan bagi petani.

Dalam FORNAS P4S II – 2010 tersebut akan dilaksanakan secara nasional akan melaksanakankegiatan antara lain sbb:

Dialog Interaktif

Dialog interaktif merupakan pertemuan antara pemerintah (Menteri Pertanian RI, Menteri Kelautan dan Perikanan, Mendiknas, Menakertrans, Menpora, Menteri Pemberdayaan Perempuan, Komisi IV DPR-RI dan Gubernur Sulsel) dengan peserta FORNASP4S tahun 2010 untuk menumbuhkan komunikasi dua arah dan mengakomodasikan umpan balik serta aspirasi peserta terhadap upaya pembangunan pertanian di Indonesia. Dalam dialog interaktif ini Menteri Pertanian didampingi oleh seluruh Eselon I lingkup Kementerian Pertanian.

Pameran dan Temu Usaha

Pameran merupakan salah satu wadah untuk mempromosikan kegiatan pelatihan/permagangan bagi petani yang diselenggarakan oleh berbagai P4S di Indonesia, baik P4S yang berbasis tanaman pangan, perkebunan, peternakan, hortikultura maupun pertanian terpadu. Pameran juga digunakan sebagai sarana untuk memasarkan berbagai hasil pertanian produk P4S.

Pada kegiatan ini, pengelola P4S dapat menjajaki kemitraanusaha sesuai dengan ruang lingkup kegiatan masing-masing P4S dengan pengusaha di bidang pertanian. Bagi pengusaha swasta di bidang pertanian, pertemuan ini merupakan sarana untuk menjelaskan spesifikasi produk pertanian yang memenuhi syarat untuk diterima oleh perusahaan tersebut, baik untuk pemasaran lokal maupun untuk ekspor. Dengan demikian diharapkan terjadi pembelajaran bagi petani untuk mengembangkan usahanya dengan berorientasi pada pasar.

Unjuk Keunggulan P4S

Unjuk keunggulan P4S ini merupakan wahana untuk mendemonstrasikan keberhasilan usaha yang dikelolanya, keberhasilan dalam pengembangan jejaring kerja P4S, dan/atau keberhasilan penyelengggaraanpelatihan/permagangan bagi petani oleh P4S, baik yang berbasis tanaman pangan, perkebunan, peternakan, hortikultura maupun pertanian terpadu. Pada akhir kegiatan, para peserta diharapkan mampu menuangkan masukan-masukan tentang proses pelaksanaan permagangan bagi petani di P4S sebagai bahan untuk menyusun pedoman permagangan.

FORNAS P4S II-2010 dimaksudkan sebagai ajang bagi pengelola P4S untuk bertukar pikiran, pengalaman, dan wawasan dalam meningkatkan pengelolaan P4S. Selain itu forum ini dapat dimanfaatkan untuk menjajaki kemungkinan menjalin kemitraan baik diantara sesama petani/pengelola P4S maupun dengan pihak swasta dan pemerintah selaku mitra kerja P4S, serta untuk bermusyawarah dalam menetapkan program kerja FK-P4S tiga tahun kedepan (2010-2013).

Bebarapa usulan untuk program kerja P4S 2010-2013 sbb:

  1. Mengusulkan kepada pemerintah untuk membuat regulasi “pe-Label-an” produk pertanian organic, agar petani dapat termotivasi dalam melaksanakan kegiatan pertanian berbasis organic. memberi dorongan untuk beralih ke pertanian organic (ramah lingkungan) sekaligus akan meningkatkan pendapatan petani/pekebun dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat Indonesia.
  2. Mendorong pemakaian pupuk organic basis sampah kota atau limbah pertanian, agar petani/pekebun tidak risau lagi atas kelangkaan dan mahalnya pupuk kimia (pupuk anorganik), melalui alih teknologi/pelatihan Pengelolaan dan Pemanfaatan Sampah Kota menjadi pupuk organic. Hal ini pula bertujuan guna memacu jiwa enterpreneursip masyarakat/petani, masyarakat perlu disentuh atau diarahkan jiwa kemandiriannya melalui penciptaan ekonomi kreatif berbasis komunal (bentuk kelompok usaha), bila perlu pemerintah sebagai perusahaan inti sementara kelompok masyarakat sebagai usaha plasma.
  3. Sedapatnya program Go Green oleh pemerintah provinsi/kab/kota atau unsur perusahaan disinergikan dengan geliat P4S, agar aktualisasi tepat sasaran dan sustainable (terpenuhiunsur pemeliharaan) karena P4S langsung berada dititik terdepan (pelaku/petani)
  4. Pemerintah kabupaten/kota agar melibatkan P4S dalam Pengelolaan sampah kota di TPS/TPA atau Pasar Tradisional, guna mengelola sampah/limbah tersebut menjadi pupuk organic. Aktualisasi program tersebut akan tercipta usaha baru (kemandirian) di tingkat petani dan kelompok usaha masyarakat perkotaan dan perdesaan dengan pelaksanaan kegiatan berbasis komunal (melibatkan masyarakat secara langsung), hal ini akan tercipta ekonomi kreatif.
  5. Pemerintah pusat agar medorong pemkab/pemkot unutk melibatkan P4S, atau LSM/NGO spesialis lingkungan hidup/pertanian, perusahaan swasta di bidang pertanian, dalam pelatihan atau penyuluhan kepada petani/pekebun/kelompok usaha di masyarakat, agar tepat sasaran serta anggaran tidak mubadzir (azas manfaat) dengan pola manajemen program bukan manajemen proyek.

Dengan tulisan yang singkat ini diharapkan dapat mendeskripsikan langkah praktis metode pelatihan penyuluhan pertanian dengan pendekatan partisipatif yang berorientasi pada keinginan, kebutuhan dan kemampuan petani. Sehingga penyusunan program pelatihan/penyuluhan dan program pembangunan pertanian, terkhusus dalam menumbuhkembangakn pertanian organic di Indonesia dapat dilaksanakan secara komunikatif dan lebih bermanfaat bagi petani (terjadi sinergi).

Sasaran utama pelatihan/penyuluhan pertanian adalah penyegaran informasi yang bermanfaat dan praktis bagi masyarakat pedesaan serta bermanfaat bagi kehidupan usahanya. Pengetahuan masyarakat (petani/nelayan) bermacam-macam dan berbeda-beda. Kemampuan untuk mengikuti informasi dari luar juga berbeda-beda. Kemampuan untuk menerima informasi juga menjadi berbeda-beda. Oleh karena itu diperlukan suatu metode yang berbeda-beda sesuai dengan karakteristik dari masyarakat sasaran. Sering terjadi, kegiatan pelatihan/penyuluhan atau program pembangunan pertanian yang diberikan tidak dibutuhkan oleh sasaran. Sehingga masyarakat tidak menerima atau bahkan menentang program yang diberikan tersebut, hal ini merupakan tantangan P4S ke depan terkhusus dalam mengawal pembangunan pertanian organik Indonesia.

Informasi mengenai kegiatan Fornas P4S II download disini, atau dapat menghubungi Bapak Suhandi, P4S Antanan (HP.081310089358)

Posting sekaitan :

Mengelola Sampah, Mengelola Gaya Hidup

LM3 kikis kemiskinan di desa

Mendulang Emas dari Sampah

Ruang lingkup kegiatan LM3

Kesiapan Kota Manado Mengelola Sampah Kota Menjadi Pupuk Organik

LM3 BANGUN PERTANIAN ORGANIK DARI DESA

Mengajak Petani Bangkit Mandiri Melalui Kelola Sampah

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun