Hari itu terlihat ada dua petugas yang berjaga. Yang satunya tertidur pulas didalam kantor, mungkin karna kelelahan bekerja seharian menunggu penumpang yang tak kunjung datang. Terus yang satunya lagi sedang asik-asiknya duduk sambil mengepulkan asap dari mulutnya. Lama tak berselang ia kemudian sibuk menelpon sana-sini. Kalau dilihat memang kondisi kantor perwakilan DAMRI ini sangat memprihatinkan. Dari segi fasilitas, ada sekitar 18 tempat duduk yang tersedia yang kelihatan tidak diatur. Tamannya pun tak kalah rimbun dan tinggi dengan kantor perwakilan bus DAMRI. Pun dengan sampah, banyak tersebar dimana-mana. Sementara saya tidak melihat satu pun tempat sampah yang tersedia. Bangunannya pun terlihat sangat tua. Pas masuk kedalam, ruangan terlihat berantakan, saya sampai tidak bisa membedakan yang tempat berkas dan yang mana tempat barang penumpang yang dititip. Ruangan agak gelap, seperti tempat syuting film horor. Hehehe. Pas masuk WC, ternyata kejutannya berlanjut. Pintunya sudak reok, bahkan tidak layak disebut pintu. Dengan kondisi se"istimewa" ini, pikir saya mungkin saja kantor perwakilan DAMRI ini lupa dirawat.