sore ketika satu nada mengalun
terlintas sebuah senyuman (hanya ingatan)
tersenyum dibalik jendela
kepada bulan di atas sana:malam ketika mengitari kotamengapa ada begitu banyak motor?
apa salah motor?
motor tidak bersalah!
tapi aku benci!
sungguh benci!
benci hanya kamuflase
bagi rindu, mungkin
kepada kesunyian:
saat di dekatku
ku berdoa
"Tuhan, kumohon hentikanlah waktu. Aku tidak ingin berpisah. Aku ingin selamanya begini. Bersamanya. Disampingnya"
saat menghilang
ku berdoa
"Tuhan, jagalah dia dimanapun dia berada. Bahagiakanlah dia. Berilah dia jodoh wanita yang baik"
dan sepertinya Tuhan mendengar doaku
wanita itu membakarku dengan api cemburu
lalu aku menangis
ku berdoa
"Tuhan, kembalikan dia kepadaku, jadikan dia jodohku, aku ingin bersamanya"
Tuhan pasti bingung mendengar semua doaku
kepada hatiku:
bersiaplah
menerima undangannya