Bismillahirrahmanirrahim
Enterpreneurship, rasanya lebih mudah disebut Wira Usaha oleh lidah saya yang lebih cocok makan singkong dari pada keju.
Sudah beberapa waktu berlalu, sejak enterpreneurship menjadi salah satu topik yang laku diseminarkan. Banyak seminar wira usaha di jual pada orang-orang yang telah merasa bosan menjadi pekerja. Orang-orang yang ingin menjadi tuan bagi dirinya sendiri. Bermacam mimpi indah dirajut, mulai dari kebebasan mengatur waktu, hingga financial freedom. Tapi benarkah seperti itu keadaannnya?
Rata-rata mimpi kaum pekerja adalah punya waktu yang dapat dialokasikan buat dirinya sendiri, bebas menikmati waktu tanpa dikajar deadline pekerjaan. Selama ini mereka menjual waktu yang mereka miliki untuk dibarter dengan sejumlah uang yang disebut gaji. Mimpi manis bisa mengatur waktu sesuka hati ini tentulah amat menggoda.
Pada tahap awal memulai bisnis, tidak jarang waktu yang diperlukan untuk mengelola bukan hanya 24 jam, 25 jam mungkin. Pada periode ini punya banyak waktu untuk bersantai-santai hanyalah utopia. Memang tidak tidak semua tahap awal bisnis seperti ini, tapi bila Anda memulai dengan modal seadanya, SDM secukupnya, dengan kata lain menekan modal seminim mungkin, entah untuk kata penghematan, atau memang hanya punya modal sekadarnya, Anda tidak bisa mengelak untuk terjun langsung mengelola bisnis. Artinya Anda berhubungan langsung dengan pelanggan, dan waktu Anda harus merelakan waktu untuk melayani mereka.
Dunia bisnis bukan dunia kantoran yang yang punya jam operasional tertentu. Bukan hal aneh bila tengah malam costumer menelepon menanyakan hal tertentu yang remeh temeh. Dan Anda tetap harus melayaninya dengan ramah bila tak ingin kehilangan pelanggan, tentunya waktu yang ingin Anda nikmati menjadi tersita.
Sudah siapkah Anda denga resiko tersebut?
DS 118092