Bersama riuhnya kicauan burung dan suara ayam berkokok pagi itu, Nara terbangun dari tidurnya dengan kantung matanya yang menghitam dan pipinya yang terlihat membengkak karena begadang semalaman. Nara Cesla Nasution, seorang siswi SMA kelas tiga yang tengah berjuang menghadapi ujian di masa-masa akhir sekolahnya. Nara merupakan putri dari seorang pengusaha ternama di Jakarta, ia cantik nan pintar dan kehidupannya pun bisa dibilang bak seorang putri. Namun, sayangnya ia merupakan seorang anak broken home, kedua orang tuanya memutuskan untuk berpisah ketika Nara masih duduk di bangku SMP dan sejak saat itu Nara tinggal bersama ayahnya. Sejak orang tuanya berpisah, Nara berubah menjadi anak yang tertutup. Ia menjadi sosok yang sangat membatasi diri dengan dunia luar. Ia hanya mau berkomunikasi dan berhubungan dengan orang-orang terdekatnya saja, salah satunya adalah Biru. Elrayan Serabiru namanya, seorang laki laki pintar yang menjadi sahabat Nara sejak ia masih kecil. Sampai mereka duduk di bangku SMA pun mereka masih tetap bersahabat. Biru adalah salah satu orang yang sangat dekat dengan Nara. Mereka selalu melakukan hampir seluruh kegiatannya bersama, mulai dari pergi ke sekolah hingga pulang dari sekolah. Namun, Biru tidak seberuntung Nara, Ia hanya anak dari seorang supir dan ibunya merupakan seorang pedagang kue keliling, tetapi meskipun begitu keluarganya sangat harmonis, Biru tidak kekurangan sedikitpun kasih sayang dari kedua orang tuanya. Kondisi kehidupan mereka yang saling bertolak belakang, tidak menjadikan mereka asing atau saling membatasi diri tetapi karena perbedaan kondisi itulah mereka selalu merasa mendapatkan hal berharga bagi satu sama lain. Biru adalah satu-satunya orang yang bisa membuat Nara merasa senang, karena mereka telah bersahabat sejak lama, jadi keduanya sudah sangat mengerti satu sama lain.
KEMBALI KE ARTIKEL