Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Sejarah Masuknya Agama Islam di Pulau Simeulue

22 Desember 2024   14:47 Diperbarui: 24 Desember 2024   18:27 62 0
Masuknya Agama Islam di Pulau Simeulue disebarkan oleh Tengku Khalilullah atau dikenal dengan nama Tengku Diujung alias Syeikh Leubeh Nalir yang lahir pada abad ke-16 tepatnya pada tahun 1558 Masehi. Tengku Khalilullah lahir di Ulakan, Padang Pariaman, Sumatera Barat. Ia dibesarkan di kerajaan Islam Pagaruyung, Sumatera Barat. Menurut legenda Minangkabau, Kerajaan Pagaruyung didirikan oleh Datuk Ketumanggungan, yang merupakan salah satu keturunan dari empat datuk pembawa adat yang dianggap suci yaitu Rajo Gudanggo, Tuangku Lubuk Si Dukung, Raja Batuah, dan Raja Padang Manggis. Kerajaan ini merupakan salah satu kerajaan tertua di wilayah Sumatera Barat dan dipercaya telah ada sejak abad ke-14.

Pada tahun ke-7 kepemimpinan Sultan Iskandar Muda berkisar tahun 1614 Masehi Tengku Khalilullah berangkat dari Sumatera Barat menuju Kerajaan Aceh, berniat ingin menunaikan ibadah haji ke Baitullah. Namun, keberangkatan haji Tengku Khalilullah gagal berangkat., karena kloter haji yang didaftarkan Tengku Khalilullah kuotanya telah penuh sehingga setibanya ia di istana Kerajaan Aceh rombongan haji telah mendahuluinya berangkat menuju Baitullah (Ali Fahmi, 2008).

Sultan Iskandar Muda kemudian menyarankan kepada Tengku Khalilullah agar niat melaksanakan hajinya diganti dengan mengislamkan sebuah pulau yang bernama Pulo Oe (Pulau Kelapa). Tengku Khalilullah menerima saran Sultan Aceh. Namun, ia tidak mengatahui keberadaan Pulo Oe tersebut. Sehingga Sultan Aceh memerintahkan seorang gadis bernama Putri Meulue yang berasal dari Pulo Oe (Penaaman Pulau Simeulue Zaman Kerajaan Aceh) untuk memberi petunjuk jalan, karena dikhawatirkan akan menyebabkan fitnah, maka Tengku Khalilullah dan Putri Meulue dinikahkan (Sanny, 2007).

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun