Apa yang kutulis ini merupakan lanjutan dari tulisan “Senyum” yang kutulis beberapa hari yang lalu. Dan yang melatarbelakangi tulisan ini hadir – saat ini – ialah pening di kepalaku yang makin menjadi-jadi sejak sore tadi (menurut diagnosisku pribadi sakit ini muncul gara-gara banyak pekerjaan yang tertunda kukerjakan – termasuk menulis tentang ini. Aku biasa mengalami pusing atau migrain jika menunda-nunda sebuah pekerjaan) tak dapat lagi dipertahankan. Aku dihadapkan pada dua pilihan; mencoba melupakan rasa pusingku dengan segera tidur (meski esok pusing ini akan kembali kurasakan saat bangun), atau sesegera mungkin menyelesaikan salah satu pekerjaan yang dapat kukerjakan malam ini (dengan harapan setidaknya hal itu dapat mengurangi rasa sakitku, syukur-syukur bisa menyembuhkannya).