Mohon tunggu...
KOMENTAR
Travel Story Artikel Utama

Gowes, Menikmati “Kolam Susu “ nya Negeriku

29 Maret 2015   18:58 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:50 82 3

Semula awak agak sulit mbuat judul untuk gowes ria kali ini, gak tahu apa sebabnya. Tetapi lalu mencoba mengingat ingat kejadian saat ambil gambar dari atas jembatan Tuntang ; Yang terlihat saat itu bapak - bapak sedang mancing, dan menjala ikan. Kebeneran juga saat awak nulis, sambil dengarkan lagu nosatalgia, yang keluar Kolam Susu nya Koes Plus : Bukan lautan hanya kolam susu. Kail dan jala cukup menghidupimu. Tiada badai tiada topan kau temui. Ikan dan udang menghampirimu. 2x.Reff. Orang bilang tanah kita tanah surga. Tongkat kayu dan batu jadi tanaman 2 x. ......ya sudah jadilah judul tulisan kali ini, seperti di atas.

Terus terang cuaca kota salatiga minggu pagi ini, agak mendung cenderung akan gerimis, bahkan saat pulang dari subuhan pun, cuaca masih mendung gelap gelap gimana gitu. Wach alamat gak jadi gowes, batin awak. Padahal route ini direncanakan lama, namun selalu tertunda. Bisa jadi memang di samping cukup jauh, juga tanjakan yang kelihatan sering kita melewatinya dengan kendaraan bermotor cukup banyak dan panjang. Memang,..... kalau keluar ke utara jurusan Semarang, begitu batas kota salatiga bagian Utara, menurun cukup jauh, tetapi setelah itu, wooooow jangan ditanya tanjakan nya. Tanjakan pertama yang cukup panjang adalah tanjakan setelah pom bensin sebelum jembatan Tuntang. Walau setelah itu akan menurun mulai dari kantor kecamatan Tuntang hingga persis Jembatannya, toch di tanjakan itu juga menguras tenaga.

Nach mulai dari jembatan ini, siapkan energi dengan mengoper gigi hingga gigi terendah mulai dari bawah. Mengapa begitu ? . Pertama, kita sudah tidak muda lagi. Yang ke dua, ya memang harus hemat tenaga. Di samping jarak menaik nya memang puanjang ( bukan panjang saja ), dan bahkan juga hampir tak ada jeda menurun.

Hingga simpang tiga tol Bawen Semarang, menanjak lagi, bahkan menanjak nya hingga sebelum simpang tiga Bawen di ukuran pe gowes tua, lumayan nyengklek ( terjal ) ...hadeeeh...harus pandai pandai atur napas. Sampai simpang tiga ini awak nanya sama pak ketua ; “ Belok kiri kita ‘ ?.....” Teruuuuuuus “ yang njawab bukan ketua saja, hampir berbarengan delapan pegowes menjawab . Ha ha ha. .....dalam batin .... semoga kuat dach, napas dan kaki mengayuh. Alhamdulillah, hingga tanjakan tertinggi awak gak nuntun, selepas itu terbayar lunas perjuangan tanjakan, menurun lumayan panjang.

Selepas turunan selesai, kami belok kiri.... melewati persawahan yang menghijau nan elok di pandang, dengan latar belakang pegunungan menjulang tinggi. Di simpang tiga, satu jurusan Bandungan satu jurusan Ambarawa kami foto bersama. Selepas ini, pemandangan nya semakin menarik, pegunungan nan indah, tetapi jangan salah, tanjakan nya super terjal dan jauh, hingga kalau gak kuat sebaiknya tidak usah memaksa diri, baik orang maupun sepedanya.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun