Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi

Rakshasa dan Bhuta

15 Mei 2011   10:50 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:40 59 0
Pantatku pegal-pegal, tadi Bapak mengayuh sepeda terburu-buru ke rumah dukun bayi. Dirumah, dikamarku, ibu sedang mengejan, sekuat tenaga mendorong adikku keluar dari perutnya dibantu oleh dukun bayi. Bapak menunggu di ruang depan bersamaku. Gopoh-gapah dukun bayi itu mengahampiri kami, menyatakan bahwa adikku telah lahir, sehat, perempuan, tapi anehnya tidak menangis.

Bapakku segera masuk ke kamar, menggendong adikku kebelakang, menghanyutkannya ke sungai. Itu kedua kalinya bapak menghanyutkan adik perempuanku. Dan ibuku biasanya menangis tak henti-henti sampai akhirnya berhenti sendiri.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun