Mohon tunggu...
KOMENTAR
Olahraga Artikel Utama

Lagu Indonesia Raya Dua Kali Berkumandang di Wu Yi, China

23 Juni 2014   14:40 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:36 1416 8

Oleh : Bert Toar Polii

Tim nasional bridge Indonesia akhirnya mampu mengumandangkan dua kali lagu kebangsaan Indonesia Raya di Wu Yi, China. Lagu kebangsaan Indonesia Raya berkumandang mengiringi bendera merah putih ketika penyerahan medali emas kepada tim nasional senior Indonesia dan Tim nasional Ladies Indonesia berhasil menjuarai 2nd Asia Bridge Cup 2014 yang berlangsung tanggal 12-22 Juni 2014 di Hot Spring Resort Wu Yi, China.

Tim nasional senior Indonesia dengan para pemain Henky Lasut, Eddy Manoppo, Munawar Sawiruddin, Bambang Hartono, Bert Toar Polii dan Tanudjan Sugiarto mengawali naik panggung sebagai juara nomor senior. Tim nasional senior berhasil keluar sebagai juara setelah mengalahkan Australia di babak final yang berlangsung tiga session.

Di session pertama Indonesia menurunkan kombinasi Henky Lasut/Eddy Manoppo dan Munawar Sawiruddin/Bambang Hartono yang menang atas kombinasi pasangan Henry Christie/Peter Buchen dan David Hoffman/Richard Brightling dengan skor 53,5 – 25 IMP.

Session kedua tim Indonesia memainkan kombinasi baru dengan mengganti pasangan Bambang Hartono/Munawar Sawiruddin dengan Munawar Sawiruddin/Bert Toar Polii melawan Australia yang mengganti pasanganDavid Hoffman/Richard Brightling dengan Arjuna De Livera/Bruce Neill. Tim Indonesia tetap unggul 52-31 imp sehingga menambah keunggulan menjadi 105,5- 56 Imp.

Di session ketiga Indonesia tidak mengganti pemain dan Australia kembali memainkan David Hoffman/Richard Brightling menggantikan Henry Christie/Peter Buchen. Walaupun Indonesia kalah tipis pada session ini 37-40 Imp Australia sudah tidak mampu mengejar ketinggalan dan Australia meraih medali perak. Medali perunggu nomor ini diraih China yang secara mengejutkan mengalahkan juara dunia Jepang dan berhak atas medali perunggu.

Sementara itu di nomor ladies, Indonesia dengan para pemain Lusje Bojoh/Joice Tueje, Kristina Wahyu Murniati/Suci Amita Dewi dan Conny Sumampouw/Rury Andhani tampil mengesankan lawan Australia. Di session pertama saya yang mantan Non Playing Captain (NPC) tim ini secara kebetulan diminta bantuan untuk mengisi line-up mereka karena NPC putri Herry Herdian sedang mengikuti nomor Open Pairs. Pada saat itu saya yang cukup mengenal para pemain Australia memberikan masukan agar Lusje Bojoh/Joice Tueje mau mengalah untuk duduk di arah timur barat agar bisa berhadapan dengan dua pemain berpengalaman dari Australia, Felicity Beale/Diana Smart.

Selain itu memang terlihat pasangan Australia ini enggan berhadapan dengan pemain terbaik putri kita karena mereka yang selama  ini biasa duduk sebagai TB berpindah arah sebagai US. Inilah salah satu keuntungan yang bisa diambil ketika tim bisa memilih lawan yang akan dihadapi. Tapi tentu saja NPC harus berusaha mengenal lawan-lawannya. Para pemain setuju dan Lusje/Joice untuk pertama kalinya duduk sebagai Timur Barat selama turnamen. Strategi ini ternyata berhasil karena Indonesia unggul 38-20 Imp. Di session kedua Indonesia yang tetap tampil dengan kombinasi Lusje Bojoh/Joice Tueje dan Kristina Wahyu Murniati/Suci Amita Dewi harus mengakui keunggulan Australia dengan skor 34-45 Imp.

Di session terakhir pertarungan semakin menegangkan ketika Indonesia tampil buruk sejak papan nomor 4 sampai dengan 12 sehingga Australia sempat berbalik unggul. Untuk saja pada empat papan terakhir, para pemain Indonesia tampil prima sehingga mampu membalikkan keadaan dan unggul 54 -38 Imp. Berkat kemenangan ini Indonesia keluar sebagai juara Asia untuk pertama kalinya disusul Australia dan China.

Sayang sekali keunggulan di Senior dan Putri tidak bisa disamakan oleh tim putra. Tim Indonesia dengan para pemain Taufik Asbi/Robert Tobing, Franky Karwur/Noldy George dan Giovani Watulingas serta NPC Julian Tosra dan Tim Manger Ilham Abdullah harus mengakui ketangguhan tim kejutan Singapura. Dalam pertarungan 3 session babak final, Singapura unggul 44-25 Imp, 41-26 Imp dan terakhir 50-19 Imp.

Singapura meraih piala Asia untuk pertama kalinya dalam sejarah dan Indonesia sebagai juara bertahan gagal mempertahankannya. Ini merupakan penampilan anti klimaks Tim Indonesia yang tampil mengesankan di babak penyisihan dan semi final. Medali perunggu akhirnya diraih Jepang yang mengalahkan Australia.

Tim Indonesia akan kembali ke Tanah Air hari ini tanggal 23 Juni 2014.

Sebagai pemain saya merasakan momen yang sangat spesial ketika cita-cita untuk menaikkan bendera merah putih dan menyanyikan lagu Indonesia Raya di luar negeri tercapai. Sampai hampir mau meleleh air mata saya ketika hampir semua kontingen Indonesia ikut menyanyikan lagu kebangsaan ini dengan bersemangat.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun