Langkah DPRD DKI Jakarta tentang kritikan mengenai KJS ini bagi saya sangat terlihat di politisir karena jiwa lantang dari partai politik yang menyuarakan awal kritikan ini kurang terbaca oleh masyarakat dan saya melihat ini seperti peribahasa " lempar batu sembunyi tangan ". Selain itu dukungan dari partai partai besar diluar lingkaran Pak Gubernur pun masih semangat abu abu dan maju mundur, orang jawa bilang " ledha ledhe pakdhe ". Kemudian para pakar melontarkan pendapatnya berbagai macam pandangan banyak pakar yang netral dan tanpa kepentingan beranggapan langkah DPRD ini seperti kurang kerjaan dan kental unsur politiknya namun dalam pengamatan saya juga ada pengamat yang mendukung langkah DPRD ini dengan argumen argumennya yang menurut saya mereka cenderumg menambahkan runyam masalah bukan memberi kontribusi dalam memberi solusi.
menurut analisis saya masalah ini saya menduga isu ini sengaja diangkat untuk langkah mengalihkan isu terhadap masalah masalah yang lebih besar, lebih berdampak dahsyat dan juga untuk menyelamatkan suatu kekuatan partai politik tertentu. namun saya masih ingat betul mengenai kasus kasus kusam dalam partai partai politik di indonesia ini, terakhir masih jelas dalam ingatan saya tentang permasalahan " wanita wanita penitipan harta " juga " strategi pengatura penggalangan dana untuk penghidupan partai POLITIK agar lebih SEJAHTERA walaupun kurang menjunjung KEADILAN
selain masalah ini perlu di ingat ya, harga BBM akan naik
untuk itu kita perlu menyuarakan suara WONG CILIK ya