Mohon tunggu...
KOMENTAR
Nature Artikel Utama

Behel dengan Tambahan Titania: Gigi Sehat dan Bergaya Tanpa Masalah

22 Mei 2011   17:00 Diperbarui: 26 Juni 2015   05:21 901 5
Oleh : Ario Guritno* dan Harsono* Penggunaan behel akhir-akhir semakin meningkat. Hampir semua kalangan memakai salah satu instrument perawatan gigi ini. Alasannya tidak hanya untuk kesehatan gigi tetapi juga sudah menjadi bagian dari gaya hidup masa kini. Tidak lengkap rasanya jika seorang yang mendeklarasikan diri sebagai pengikut gaya hidup modern tanpa “3B” yaitu : Behel, Black Berry, Ber-Mobil.

Penggunaan behel dikalangan medis ditujukan untuk memperbaiki bentuk maupun struktur rahang dan gigi atau lebih dikenal dengan perawatan orthodontic. Perawatan ini merupakan salah satu rumpun dari perawatan restorasi gigi. Tujuannya adalah mengembalikan fungsi gigi lebih optimal baik dilihat dari segi medis ataupun estetika.

Namun, penggunaan behel bukan tanpa masalah. Hal ini dapat dilihat dari berbagai keluhan dirasakan oleh para penggunaanya. Salah satu yang sering dirasakan adalah sariawan dan rasa sakit pada awal pemakaian. Selain itu, perlu perhatian ekstra untuk membersihkannya. Bahkan pengguna harus rutin mengecek kebersihan giginya selama memakai perawatan ini. Bila dilihat lebih teliti lagi, penggunaaan behel berarti menambah tempat kemungkinan menempelnya sisa – sisa makanan di rongga mulut. Hal ini berarti akan potensi aktivitas bakteri mulut yang lebih dikenal dengan Streptococcus mutans semakin aktif untuk membentuk plak. Selain itu, bakteri – bakteri mulut lain juga mempunyai potensi untuk berkembang maka tidak heran jika banyak masalah rongga mulut yang berkaitan dengan keberadaan behel ini.

Sebenarnya, kasus serupa tidak hanya ditemui dalam behel tetapi juga pada perawatan restorasi dan konservasi gigi lainnya seperti penggunaan gigi palsu ataupun implant gigi. artinya jika tidak tekun dan teliti perawatan gigi yang ada, baik itu penggunaan bahel, gigi palsu ataupun implant menimbulkan risiko permasalahan gigi yang baru. Apabila dikuantifikasi, potensi masalah ini cukup fantastis karena jumlah pasien yang melakukan perawatan konservasi atau restorasi gigi di Indonesia mencapai 2,5 Juta Jiwa atau setara dengan jumlah penduduk Kuwait.

Apa Solusinya?

Solusi yang paling mungkin pertama dilakukan adalah dengan teliti dan tekun membersihkan gigi yang ada dalam fase perawatan tersebut. Selain itu juga perlu rajin – rajin ke dokter untuk memastikan tidak ada masalah pada gigi. Namun, jika melihat tingkat kedisiplinan manusia Indonesia dan mahalnya tarif pemeriksaan gigi. dapat dipastikan masalah tersebut masih sering muncul, apalagi bagi orang yang tidak punya waktu antre dan membuat janji dengan dokter gigi.

Untuk itu perlu ada rekayasa material perwatan gigi yang mampu meminalkan potensi adanya tumbuhnya bakteri dan munculnya plak, yaitu dengan material tambahan titania (TiO2).

Apa itu Titania?

Titania adalah salah satu zat kimia semi konduktor yang mampu membunuh bakteri dan menghancurkan senyawa organik dengan sifatnya yang radikal. Nama ilmiah dari zat tersebut adalah titanium dioksida atau TiO2 . Penelitian tentang potensi ini telah dilakukan oleh beberapa akademisi di lingkungan Unversitas Indonesia. Salah satunya yang dilakukan oleh pakar nanomaterial yaitu Professor Slamet. Dari hasil penelitiannya titania mampu menjernihkan air , dan udara dari berbagai polutan dan bakteri. Namun untuk potensi aplikasi pada material gigi belum banyak dilakukan. Untuk itu kami berusaha melakukan percobaan untuk hal tersebut.

Apa yang kami lakukan?

Percobaan yang kami lakukan adalah dengan menguji coba degradasi berbagai makanan dengan titania yaitu Glukosa, Coklat, danMinuman Berkarbonasi. Berikut ini hasilnya :

Dari penelitian tersebut terlihat adanya perubahan dari zat yang terdegradasi dan yang tidak terdegradasi. Pada larutan glukosa warna larutan yang diberikan kawat gigi dengan titania lebih terang. Hal ini menunjukkan penguraian glukosa berhasil. Sedangkan pada gambar kedua, dibandingkan degradasi pewarna pada minuman berkarbonasi. Pada botol yang diberikan kawat gigi dengan titania berwarna lebih gelap karena pewarna telah terdegradasi. Pada gambar di sebelah kanan, kawat gigi diujicobakan pada suhu. Terlihat pada gambar bahwa komponen susu akan berpisah dengan air. Susu yang menempel pada kawat gigi dapat dengan mudah dibersihkan, hanya dengan dibilas dengan air.

Potensi untuk pengembangan material Gigi

Dengan menambahkan titania dalam material behel, gigi palsu atau implant. Maka material gigi tersebut dapat dengan sendirinya menghancurkan bakteri yang menempel dan menghilangkan pemicu tumbuhnya bakteri. Teknologi penambahan titania dapat dengan metode material komposit ataupun dengan elektrolisis.

Jika dilihat dari segi keekonomisan jelas bahwa material gigi dengan tambahan titania akan lebih murah. Karena titania sendiri murah dan mudah didaaptkan. Selain itu teknologi untuk pencampuran ke material gigi juga tidak sulit. Dengan demikian dapat menghemat biaya perawatan gigi.

Jika dilihat dari segi kesehatan, lebih bagus dibandingkan dengan material gigi tanapa titania. Karena potensi pembentukan plak dan bakteri gigi dapat diminimalkan.Sehingga risiko sariawan, karang gigi ataupun keluhan pemakaian behel, gigi plasu atau implant semakin sedikit. Dengan Sifatnya yang mudah dibilas titania mampu menghambat akumulasi sisa makanan dalam mterial gigi.

Jadi dapat disimpulkan bahwa material gigi terutama behel dengan tambahan titania adalah sebuah solusi cerdas untuk perwatan gigi rapi  dan sehat tanpa masalah.

*)Mahasiswa Teknik Kimia Universitas Indonesia

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun