Mohon tunggu...
KOMENTAR
Puisi Artikel Utama

Rindu yang Tak Usai Dilafalkan

18 Maret 2015   18:34 Diperbarui: 17 Juni 2015   09:28 97 4


rindu tak pernah selesai bila dilafalkan.
sebab kita,
memang digandeng waktu, dan akhirnya
menjadi masa silam.

"lalu, buat apa manusia membuat jam?"
tanyamu, "bila masing-masing dari kita
kelak akan berupa ingatan,"

seperti halnya kamu suka kopi;
ketika sedang nikmat menyesap
ternyata hanya hitam pekat yang terlihat
dan sunyi.

ada ruang-ruang di mana kamu tak bisa ranah,
tapi dengan rindu malah
begitu mudah kamu jamah.

maka kenanglah...

kenang saya sebagaimana kamu
sedang sibuk mengganti popok,
atau menina-bobok
putramu; dari lelaki pilihan orang-tuamu itu.

Perpustakaan Teras Baca, 18 Maret 2015

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun