Mohon tunggu...
KOMENTAR
Cerpen Pilihan

Sepasang, Tapi Tak Bernama

21 Januari 2015   18:49 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:40 116 3


Ada seorang laki-laki menghampiri saya, di stasiun Tanah Abang. Badannya tinggi tegap. Memakai kaos polos hitam dan celana jeans panjang. Ia memberikan saya sebuah amplop, seperi sebuah surat, “ini buat kau, Boy,” katanya. “Dari perempuan yang biasa bareng denganmu satu kereta.” Ia pun pergi begitu saja. Saya hanya menerima itu dengan heran. Ini pagi yang membingungkan, setelah kereta yang saya tunggu, untuk kedua kalinya, terlambat datang.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun