Mohon tunggu...
KOMENTAR
Sosbud

Duh..!Banyak Petani Stres dan Terlilit Hutang

4 Juli 2011   14:35 Diperbarui: 26 Juni 2015   03:56 438 2
Serangan hama wereng yang cukup dasyat pada tanaman padi petani di Lumajang-Jawa Timur. Ternyata, membuat sejumlah petani stres dan banyak hutang. Pasalnya, tanaman padi yang baru berumur 1 hingga 3 bulan diserang hama wereng. Akibatnya, petani terbelit hutang untuk biaya tanam dan obat. Yang parah lagi, prediksi bisa panen padi jelang idul fitri meleset. Sehingga, uang hasil panen padi yang diharapkan tidak menjadi kenyataan. "Bagaimana gak stres piye mas,  buat hari raya uang dari mana," ungkap Wahid, petani asal Desa Banyuputih Kidul Kecamatan Jatiroto ditemui disawahnya, Senin (04/07/2011). Dia mengatakan, dirinya sudah tidak bisa berbuat banyak untuk menyelamatkan tanaman padi yang sudah berusia 25 hari. Segala obat pembunuh wereng dicoba tidak membuahkan hasil. "Bangkrut, pokoke bangkrut,' ungkapnya dengan wajah lusuh. Melihat wajah petani di kaki Gunung Semeru Lumajang-Jatim, sungguh memprihatikan. Wajah ceria petani tidak bisa lagi ditemukan, hanya keluh kesah yang bisa diungkapkan setiap ditanya oleh petani lainya. Petani lebih suka membabat tanaman padinya yang garing usai diserang wereng coklat dan hijau. Karena tidak kuat membayar buruh untuk membabat, petani yang hanya memiliki 2-3 petak sawah melakukan sendiri. "Sudah tidak punya uang lagi, mendingan babat sendiri," ujar Soim (55), petani lainya. Stres petani terus bertambah karena serang wereng dan tidak bisa berhari raya bagi keluarganya. Anak-anak petani di Lumajang terancam tidak memakai baju baru dan membeli kue lebaran. "Gak bisa hari raya idul fitri nih,' ungkap Soim yang diiyakan petani lainya. Sementara Dinas Pertanian Lumajang sudah kewalahan mengatasi serangan hama wereng yang mencapai milyaran ekor. Sebab. insektisida yang dipasok pemerintah Jawa Timur tidak ampuh untuk membasmi wereng di Lumajang. "Diinsektisida tak mempan, lebih baik menanam palawija saja," kata Kepala Dinas Pertanian Lumajang, Imam Suryadi ditemui di warung makan. Menurut dia, serangan wereng yang dasyat dikarenakan petani tidak melakukan sistem tanam pado serempak dalam satu hamparan. Sehingga serangan wereng akan berlanjut setiap merusak padi petani secara bergantian. "Wereng tak akan habis, bila sistem pola tanam tidak serempak,' ungkap Imam. Dinas Pertanian tidak memperdulikan soal bagaimana kehidupan petani yang stres dan terjerat hutang. Dispertan lebih mementingkan mengatasi wereng, sedangkan kebijakan untuk membantu bibit padi baru dan palawija tidak dilakukan. Sementara petani sangat membutuhkan solutif Dispertan yang tidak menambah hutang. Sebenarnya pemerintah Lumajang, Propinsi dan Pusat bisa melakukan kebijakan pemberian bibit pertanian (jagung, kedelai atau tanaman palawija lainya) gratis pada petani yang padinya diserang wereng. Sehigga petani tidak lagi mengeluarkan biaya atau menghutang kembali untuk membeli bibit. Sehingga uang untuk membeli bibit bisa digunakan untuk hari raya idul fitri yang kurang 2 bulan lagi.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun