Mohon tunggu...
KOMENTAR
Pendidikan

Revolusi mental 2014: 4 prinsip besar & program aksi

27 November 2014   01:53 Diperbarui: 17 Juni 2015   16:45 168 0
Apa itu Revolusi mental [sikap mental]?

Anak-anak Singapura tak pernah tahu/merasakan apa itu mati listrik? Padahal tak punya cadangan minyak dan gas. Anak-anak Indonesia lebih berpengalaman dan pandai menjelaskan apa itu mati listrik kepada temannya di Singapura, karena sudah sering kali merasakannya. Padahal Indonesia punya banyak cadangan sumber daya alam, al. minyak, gas, batu bara dan air untuk membuat listriknya sendiri.

Apakah orang tua Singapura lebih pandai dari orang tua Indonesia? Tidak. Apakah orang tua Singapura bekerja lebih keras & disiplin dari orang tua Indonesia? Ya.  Apakah aparatur Indonesia jauh lebih kaya dari rakyat lainnya? Ya.

Pertama-tama, inilah persoalan manusia sebagai akar masalahnya, bukan soal kepandaian dan bukan pula soal sistemnya.  Kedua, manusia yang terbelenggu sikap mentalnya [mental block], akan melahirkan budaya & sistem yang terbelenggu pula.  Ketiga, budaya & sistem yang terkunci, ia mengunci semua sumber dayanya untuk kemajuan dan kemakmuran rakyatnya.  Belenggu inilah yang harus diputuskan segera [tak boleh ditunda lagi] melalui sebuah cara cepat dan fundamental, yang bangsa Indonesia dan juga bangsa lain,  menyebutnya revolusi.  Ya, revolusi sikap mental.

Revolusi sikap mental seluruh bangsa, menjadi tugas kewajiban semua orang, kita semua, meski digerakkan oleh 1-2 orang yang revolusioner. Kebetulan saat ini [2014] Indonesia dianugerahi pemimpin yang dicintai rakyat sebagai penggerak [prime mover/change agent] untuk bersama-sama memutuskan rantai belenggu bangsa ini. Tujuan revolusi sikap mental,   agar anak cucu Indonesia tak tahu lagi apa itu mati listrik di rumahnya sendiri.  Dari sini sudah jelas,  ia pasti bukan  revolusi komunis, apalagi revolusi kekerasan yang instant.

Proses panjang

Merubah sikap mental, membutuhkan waktu, sehingga membutuhkan konsistensi.  Sehingga revolusi mental ala Indonesia akan berjalan ratusan bahkan ribuan tahun ke depan.   Ia akan menyentuh revolusi infrastruktur, revolusi pendidikan, revolusi pengelolaan, revolusi sistem birokrasi dst.  Dan keseluruhan perubahan cepat itu dilakukan dengan sangat cepat, tapi hasilnya/dampaknya tak bisa cepat.  Namun sangat yakin/pasti, jika dikerjakan dengan mental pekerja,  maka infrastruktur, pendidikan, pengelolaan negara, pengelolaan sumber daya alam dan sistem birokrasi akan berubah menjadi lebih baik.

Indonesia berdaulat yang hebat kuat

Mental yang hebat kuat [diatas rata-rata bangsa lain] sebagai kesadaran baru [tercerahkan] yang hebat kuat mengakar, akan berbuahkan tindakan/perilaku yang hebat kuat pula.   Berubah ke arah mana?   Menjadi Indonesia hebat paripurna, lahir batinnya.   Siapa & apanya yang hebat? Pertama-tama, mentalnya hebat dulu.  Lalu rakyatnya hebat, pemimpinnya berkarakter, pengusahanya beretika, pejabatnya bersih, artisnya sopan, pelajarnya hebat kuat dst [semua memiliki nilai-nilai kemanusiaan nusantara].  Semua hebat.

Kedepannya,  Indonesia sebagai negera berdaulat yang hebat, akan berkesadaran tinggi, bangsa yang berbudaya dan bermoral kuat.  Indonesia yang makmur & kuat, bisa jadi permata katulistiwa dan kebanggaan dunia.

4 Prinsip besar perubahan

Agar revolusi mental 2014 bukan sebagai jargon, retorika, utopia atau sekadar manifesto seseorang atau koalisi politis, maka perlulah diberi jiwa & wajah ke-Indonesia-annya.    Jiwa akan menggerakkan perubahan kolosal sampai akar rumput kepada tujuan bersama.   Revolusi mental Indonesia harus khas Indonesia, tak boleh sama dengan bangsa lain.  Ia jadi milik semua, oleh semua dan untuk semua.  Dan wajah khas Indonesia akan memberi bentuk dan batas program aksi khas Indonesia.   Revolusi mental harus konkrit masuk program kerja para menteri dan masuk anggaran negara.  Ia harus mudah mewujud menjadi kebijakan publik yang bisa dimengerti dan diikuti rakyat untuk dipatuhi.

Prinsipnya [payung besarnya] ada empat [4] jenis  tergantung kebutuhan/konteksnya.  Dan program besarnya [payung kecilnya] juga ada empat.  Ia diharapkan akan menjadi nafas dan platform dasar Kabinet Kerja atau Kabinet apa saja hari ini dan ke depan.

Prinsip perubahan 1)   Kerja & hidup lebih peduli untuk Indonesia

Tak boleh lagi ada aparatur negara yang jauh lebih kaya dari rakyatnya [inequality], kekayaan harus merata, sama-sama makmur dan sama-sama sejahtera.  Jarak/gap/kesenjangan harus dipersempit, jika aparatur negara membangun negaranya, bukan dirinya sendiri.    Tak ada yang lebih besar dari energi cinta. Ia yang menggerakkan pengorbanan & kepedulian semua orang.  Cinta tanah air merah putih akan menggelora sebagai sumber padamu negeri jiwa raga kami & patriotisme kolektif bangsa.   Jika kecintaan akan negeri disemai dan disemangati terus-terusan, lewat program aksi tanpa henti, ia akan menjadi penggerak etos kerja dan karakter bangsa yang tangguh. Ketangguhan itu membakar keberanian pemimpinnya dan rakyatnya untuk bertindak dan mengambil keputusan tegas namun manusiawi. Tegas, peduli dan manusiawi akan jadi trade-mark dan substansi budaya nasional yang kokoh dan kuat.  Tak mudah goyah oleh derasnya intervensi dan budaya asing.  Negara Indonesia akan jadi negara berdaulat penuh, merdeka penuh dan mandiri penuh karena kecintaannya yang maha besar kepada ibu pertiwi tumpah darah Indonesia.   Prinsip ini ingin mengatakan bahwa rakyat & pemimpin harus punya sesuatu untuk dibela & dipertahankan, yaitu: identitas/trade-mark/ harga diri sebagai bangsa.  Sudah saatnya  membangun bagi negeri bukan lagi kata-kata indah.

Program aksi a.l.:

a. penegakan batas negara/wilayah Indonesia yang berdaulat penuh [keberanian pemimpin/aparatur/penegak hukum]

b. kepemilikan budaya nasional/nusantara yang utuh [nation building] dimulai dari keteladahan para pejabat negara, pengusaha dan para tokoh.

c. peningkatan produktifitas nasional, menekan utang luar negeri dan penggunaan produk dalam negeri sendiri yang masif  [mandiri secara ekonomi dan peningkatan income per kapita 5 kali lipat]

d. peningkatan ownership terhadap BUMN vital essential [sangat tidak mudah untuk privatisasi]

e. nasionalisasi perusahaan asing yang merugikan Indonesia [energi & sumber daya alam]

f. melindungi sumber daya alam/konservasi habitat nusantara

g. penggalakan perlindungan TKI di luar negeri

h. penguatan kurikulum budi pekerti: aspek "kepedulian kepada orang lain sama pentingnya dengan cinta pada diri sendiri." Cinta berlebihan pada diri sendiri menimbulkan egoisme yang tidak produktif.  Perlu keseimbangan antara keduanya.

Prinsip perubahan  2).   Kerja dan hidup lebih keras untuk Indonesia

Hanya melalui pekerja yang bermental kerja keras dan kerja keras, keluarga Indonesia akan makmur & karenanya mental miskin akan pergi menjauh dari tiap rumah tangga Indonesia.   Mental bekerja, berjuang dan menang harus ditanamkan sejak dini sejak di dalam keluarga dan di masyarakat.   Ketika kecil, semua anak/rakyat Indonesia,  harus dilatih berjuang untuk hidup.  Hidup memang tak mudah dan harus diperjuangkan.  Kaya diperjuangkan. Makmur diperjuangkan. Bebas hutang harus diperjuangkan.  Musuh utama rumah tangga Indonesia, nina bobok /mental malas harus dibenamkan sejak dini. Kemalasan harus diperangi/ dibasmi / diusir dari negeri ini. Lilin kerja keras harus dinyalakan oleh pemimpin.  Maka etos kerja tangguh yang pantang menyerah akan merasuki seluruh rumah tangga Indonesia.  Pemimpin akan suka bekerja keras untuk menjadi bangsa yang maju dan kuat.  Akibatnya, tak ada lagi sejengkal tanah untuk pemimpin malas.

Program aksi a.l. :

a.  Keharusan untuk segera swasembada pangan dan energi [terutama listrik] di tiap propinsi oleh tiap Gubernur/walikota/bupati.  Mereka harus jadi  "Jokowi kecil" atau "Dahlan Iskan" di wilayahnya.  KPI [key performance indicator] pertama tiap pemimpin daerah adalah listriknya & pangannya harus beres dulu. Baru perumahannya dan kesehatannya/pendidikannya.  Bagaimana puskesmas dan sekolah bisa baik, jika listrik masih byar-pet.  Maaf, jangan dibolak-balik akal sehatnya.

b. penegakan luar biasa tanpa kompromi terhadap pelanggaran disiplin apartur negara dan pejabat negara mulai dari aparatur kelurahan/desa.  Sangsi tegas harus ditegakkan bukan sekedar diundangkan/ditulis.

c.  peningkatan luar biasa terhadap lapangan kerja sektor riil & ekonomi kreatif di tiap daerah. Kerja keras di bidang swasembada pangan dan listrik akan membuka banyak sekali lapangan pekerjaan riil bagi rakyat/sarjana/orang yang bermental pekerja, setempat.

d. pencabutan total subsidi BBM oleh pemerintah pusat.  Bangsa yang mandiri, bukan bangsa yang extravaganca, berlebihan/foya-foya, tidak mandiri dan disubsidi. Tak ada bangsa maju mandiri di dunia yang disubsidi.  Kita harus malu jika mobil/motor kita masih disubsidi, karena itu bukan sikap mental mandiri.

e. penghematan/efisiensi nasional [air, pangan dan listrik] dimulai dari aparatur negara.  Bangsa maju misalnya Jepang, sangat dikenal sebagai bangsa yang super hemat dan berinovasi untuk melakukan cost-saving baik industri komersial maupun rumah tangga.

f. pembangunan infrastruktur nasional yang terintegrasi untuk 100 tahun ke depan [bendungan/irigasi, jalan tol, kereta api, tol laut, kereta cepat, bandara dan pelabuhan]. Pembebasan lahan harus hari ini, besok berarti mahal.  Investor/pemodal harus masuk dengan mudah.  Infrastruktur hukum harus adil dan mudah.  Menteri-menteri di sektor ini harus bekerja lebih keras lagi [national-based solution].

g.  pembangunan rumah murah jangka panjang untuk rakyat oleh tiap Gubernur/pengusaha lokal [target: 1 rumah tiap KK] harus dimulai hari ini, sejalan dengan swasembada pangan dan listrik. Tiap rumah dibangun harus ada listriknya, jika tak ada listrik tak perlu membangun rumah. Gubernur/walikota/bupati bersama pengusaha lokal, harus membereskan kebutuhan dasarnya dulu [local intrepreneurship].

h. penguatan kurikulum budi pekerti: aspek kerja keras, kerja cerdas, kerja tuntas dan ikhlas, yang akan mampu membenamkan nino-bobok ke dasar laut. Sikap mental manja dan dependen, harus diperangi dan diberi sangsi tegas di level sekolah dan rumah tangga.

Prinsip perubahan  3).   Kerja & hidup lebih benar untuk Indonesia

Untuk yang satu ini, pemimpin & segenap keluarga Indonesia harus bekerja lebih keras lagi membentuk mindset warga negara/manusia yang lurus, bersih, sederhana, jujur dan penuh integritas.  Melalui kerja keras di aspek manusia ini, sistem yang bagus akan sangat berguna dan infrastruktur yang sudah dibangun akan terus dipelihara dengan baik.  Disinilah sebenarnya letak roh & jiwanya revolusi mental. Jika semua berfikir benar, bersikap benar dan berkelakuan benar maka seluruh bangsa akan benar.  Keteladanan tiap pemimpin formal dan informal, para tokoh, selebritas, pejabat dan otoritas, harus paling depan. Mulai disegerakan hidup benar lebih penting dari segalanya.

Program aksi a.l.:

a.  pemberantasan korupsi dan kolusi/nepotisme digiatkan terus sampai bersih di level propinsi oleh Gubernur dan kodya/kabupaten oleh walikota/bupati. Gubernur harus jadi "Abraham Samad kecil" di wilayahnya.

b.  pemasukan negara dari pajak diefektifkan/dioptimumkan dari level daerah.  Aparatur pajak tak boleh kaya raya, mereka harus melayani wajib pajak. Hukum/sangsi harus terus ditegakkan oleh KPK.

c.  perang lawan narkoba harus terus ditingkatkan di tiap kota/kabupaten. Perang lawan mafia tak terelakkan, maka pemimpin daerah/penegak hukum daerah tak bolah ada yang jadi pemain di dalam.

d. transpaarnsi anggaran daerah harus digerakkan/dicontohkan oleh tiap kepala daerah, sebagai model bisa mencontoh DKI.

c. equality/ persamaan hak/keadilan sosial/hukum/demokrasi bagi setiap warga negara, yang sudah baik ditingkatkan terus.

f. lelang jabatan aparatur negara harus lebih diperbanyak/masif  ke semua daerah, sebagai model adalah DKI.

g.  jaminan sosial harus merata, pendidikan dan kesehatan harus murah/tersedia bagi semua rakyat.

h.  pencegahan tindak kekerasan dan pembunuhan dari level daerah

i.  program/ sosialisasi pembinaan rohani keTuhanan bukan hanya beragama oleh masing-masing agama/kepercayaan

j. penguatan kurikulum budi pekerti: aspek hidup jujur & bersih, sebagai modal utama pemimpin berkarakter [star & future leader].

Prinsip perubahan  4.      Kerja & hidup lebih bertanggung jawab untuk Indonesia

Kerap, sikap menunda banyak merugikan dari pada menguntungkan. Kerja 1/2 jadi atau asal jadi atau asal kejar tayang, ujungnya juga sama, tidak maksimal/tidak optimal. Tindakan anarkis/merusak juga sama, merugikan semua pihak, baik pelaku & korban. Maka aspek tanggung-jawab harus digerakkan menjadi platform perubahan pola pikir dasar bagi semua warga negara.   Tanggung jawab personal menghasilkan kedisiplinan dan kinerja hebat. Tanggung jawab adalah sumber keberhasilan bagi semua.

Program aksi a.l.:

a. Percepatan / tak boleh lagi menunda pembangunan infrastruktur nasional [semua propinsi mendapat prioritas secara bertahap]

b. Percepatan / tak boleh lagi menunda pembenahan birokrasi langsing dan cepat dari pusat dan daerah

c.  Percepatan / tak boleh lagi menunda program kelautan dan perikanan Indonesia, termasuk kehutanan dan pertanian yang produktif dan mandiri.

d.  Percepatan / tak boleh lagi malu/tabu lantas menunda pendidikan sex sejak dini di dalam keluarga dan sekolah

e. Percepatan pers/ media yang lebih bertanggung jawab, proaktif & edukatif

f.  Percepatan pengupahan yang layak dan berkeadilan bagi semua

g.  Percepatan penguatan kurikulum budi pekerti: aspek tanggung jawab untuk kerja tuntas dan disiplin demi kinerja hebat kuat.

Semoga jiwa dan wajah revolusi mental menjadi gerakan nusantara yang berhasil sepanjang masa dan zaman.  Generasi ini akan dikenang legacynya oleh generasi yang akan datang, dst.  Revolusi mental menjadi kekayaan negeri sepanjang masa, siapapun presidennya. Demi Indonesia hebat kuat sepanjang sejarah peradaban manusia.

Semoga Tuhan menolong dan mencerahkan Indonesia.  Amin

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun