Buku "Pak Beye dan Istananya" karya Kompasianer
Wisnu Nugroho, atau lebih akrab dipanggil Mas Inu secara resmi diluncurkan tanggal 4 Agustus 2010 pukul 14.00 WIB di Fab Cafe, Gramedia Grand Indonesia, Jakarta. Peluncuran yang juga dihadiri oleh sekitar 50 kompasianers dan teman-teman Mas Inu sesama wartawan istana, dilanjutkan dengan acara bedah buku tersebut. Adapun yang menjadi pembedah buku tersebut adalah Bang Effendi Ghazali - seorang pakar komunikasi politik yang ngetop lewat Republik Mimpi, Mbak
Linda Djalil - mantan wartawati istana dan Kang
Pepih Nugraha- founding father Kompasiana. Mas Inu, wartawan Kompas yang selalu lupa memencet tombol "shift" ketika menulis di Kompasiana (karena tulisannya huruf kecil semua), mencoba menulis tentang sisi tidak penting dari seorang presiden SBY. Menurutnya berita penting sudah banyak dipublikasikan oleh media lainnya. Maka, ketika kita menbaca buku ini, sepertinya peristiwa tersebut tidak kita temukan di media lain, kecuali di Kompasiana tentunya, karena materi tulisan ini merupakan kumpulan tulisan yang dipublikasikan di media tersebut. Awalnya kumpulan tulisan ringan tersebut tidak direncanakan akan dibuat menjadi sebuah buku, namun berkat "provokasi" Kang Pepih yang melihat ada sesuatu yang "luar biasa" dari catatan remeh-temeh ini, akhirnya Mas Inu rela kumpulan tulisannnya dijadikan buku. Bahkan rencananya akan dibuat 4 (empat) buah buku dalam bentuk Tetralogi. Mas Inu menjelaskan, dia ingin membagi keresahan yang dialaminya saat meliput diistana, ada sesuatu yang menjadi misteri yang hingga kini belum terungkap, dia tidak ingin resah sendirian dan ingin berbagi keresahan dengan pembaca. Adapun nama Pak Beye adalah nama pemberian Pak Mayar, seorang buruh ladang di Cikeas Udik, tetangga dekat Pak SBY di Cikeas. Nama "Pak Beye" cukup ngetop seiring dengan deklarasi Kerakyatan di kediaman Pak Mayar yang diusung Koalisi Kerakyatan untuk menandingi koalisi Kebangsaan yang diusung rival politiknya. Alasan lain adalah beberapa hal unik yang perlu di share seperti kendaraan-kendaraan mewah yang keluar-masuk istana, milik siapa? ada apa? ini yang menjadi keresahan Mas Inu. Sampai tukang masak dan tukang pijit pak beye tidak luput dari bidikan Mas Inu yang hobi bersepeda (lipat) ini.
KEMBALI KE ARTIKEL