Mohon tunggu...
KOMENTAR
Politik Artikel Utama

Jokowi dan Badut-badut yang Tak Menginjak Bumi

23 Oktober 2013   02:46 Diperbarui: 24 Juni 2015   06:09 4297 53

Saya memasuki Jakarta tahun 1995, pada masa Gubernur Soerjadi Soedirdja (1992 - 1997).

Saat itu, kantor redaksi saya magang ada di Pertamburan 12, Jakarta Pusat. Mas Wendo sebagai big bos di sana berbaik hati, mengijinkan tenaga magang tak bergaji seperti saya memakai fasilitas kantor sekaligus tidur di sana.

Honor saya dapat dari asigment tugas liputan majalah inhouse publishing beberapa perumahan dan mal yang dikomando Greg Sarsidi, adik Mas Wendo. Oleh keahlian menulis cerpen anak-anak untuk Majalah Ina dan tabloid Fantasy, kelak setelah berhenti dari sana saya tahu pendapatan saya lebih besar dari pegawai bergaji.

Tanah Abang

Tak jauh dari kantor saya adalah pasar Tanah Abang yang padat. Bermacam orang tumpah ruah di sana, preman, pedagang, pencopet sampai pelacur ada.

Untuk mencari inspirasi, dan juga saat berpegian tak jarang saya melewati Tanah Abang yang macetnya setengah mati. Macet yang terjadi tak lain karena banyaknya lapak pedagang kakilima di kiri-kanan jalan.

Waktu itu, Pasar Tanah Abang sepenuhnya masih dikelolah Pasar Jaya, blok A masih belum ber-AC dan sementereng sekarang.

Sekitar setengah tahun di sana, orang-orang berkulit gelap (Afrika) mulai bermunculan. Konon mereka adalah pedagang dari Afrika yang tengah bebelanja partai besar untuk dijual di negaranya. Semakin hari, orang-orang berkulit hitam ini semakin banyak beredar di jalan. Pedagang-pedagang bertambah banyak, hotel-hotel di sekitar tanah Abang seperti hotel Pertamburan berkembang pesat.

Tahun 1997, saya tak berkantor di Pertamburan lagi. Namun, sesekali masih melewatinya memakai angkot dan tetap macet parah.

Setelah tahun 1998, pasca kerusuhan rasial berdarah, okupasi jalan oleh pedagang kakilima menjadi-jadi. Tahun 2011 saat berkunjung lagi, saya mendapatkan seluruh jalan aspal di pasar Tanah Abang telah diokupasi pedagang kakilima, yang menyisakan jalan kecil untuk dilewati motor dan pembeli yang lalu lalang.

Kadang bau kambing menyeruak diantara pedagang baju, ternyata saking padatnya di sekitar pedagang kambing musiman yang dulu kosong kini telah dipenuhi pedagang baju.

KEMBALI KE ARTIKEL


LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun