Setelah tinggal hampir delapan tahun di Lamongan, mau tak mau saya menyesuaikan dengan kultur Jawa Timur. Selain bahasa lokal, kuliner setempat lama-lama saya gemari. Agar bisa berbahasa Jawa, saya berusaha menggunakan
 krama inggil saat berbelanja di pasar tradisional.
KEMBALI KE ARTIKEL