Kalau anda ke Papua, salah satu potensi yang luar biasa dan unik dari kemampuan orang Papua adalah menyanyi,kalau saya bandingkan kebolehan bernyanyi antara orang-orang Maluku,Papua, dan Batak hemat saya nyaris sama, lagu, tarian dan bernyanyi sudah menjadi darah daging bagi mereka. Hanya saja kalau di Maluku dan Batak, saluran untuk itu sudah ada tersedia di berbagai sarana yang ada. Katakan misalnya kedai kopi, lapo tuak boleh dikatakan kedai kopi atau warung-warung yang ada sudah menyediakan organ tunggal atau gitar tunggal dan juga di rumah-rumah ibadah mereka sudah akrab dengan kegiatan serupa, sehingga kapan saja mereka bisa bernyanyi. Tetapi di Papua kondisinya sangat berbeda, sarana kearah itu masih sangat langka. Padahal kalau potensi ini ditangani dengan baik dan inovatif pastilah banyak cara yang bisa dilakukan. Minimal dari kedua daerah ini pasti akan dapat melahirkan penyanyi sekelas Black Brothers, Brury Marantika, Glend fredly, the Pambers, Eddy Silitonga dll yang tidak terhitung jumlah dan hebatnya, dan itu bisa mendunia. Tetapi semua itu, butuh hal-hal yang mendasar, salah satunya sarana pendidikan untuk peningkatan kualitas sumber daya manusianya.